dc.description.abstract | Globalisasi dan perdagangan yang tidak fair, termasuk perdagangan gula, akan mempengaruhi
pengembangan industri gula di Indonesia. Implementasi perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Cina diwujudkan
dengan pengurangan dan penghapusan hambatan tarif dan nontarif. Kebutuhan gula di Indonesia belum mampu
dipenuhi oleh produksi gula dalam negeri. Tujuan penelitian adalah meramalkan dampak kebijakan ekonomi di
sektor pertanian dan faktor eksternal terhadap kinerja perdagangan gula Indonesia pada periode 2015-2020.
Model Perdagangan Gula Indonesia dibangun sebagai sistem persamaan simultan dan diestimasi menggunakan
metode 2SLS dengan prosedur SYSLIN. Simulasi peramalan menggunakan metode NEWTON dengan prosedur
SIMNLIN. Penghapusan tarif impor gula akan meningkatkan surplus konsumen yang lebih besar dari penurunan
surplus produsen tetapi net surplus menurun karena penerimaan pemerintah dari tarif impor juga menurun.
Penelitian ini menyarankan bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan produsen dan konsumen gula (net surplus)
dalam era perdagangan bebas ASEAN-Cina, maka kebijakan kombinasi penurunan tarif impor, peningkatan
harga gula petani, peningkatan luas areal perkebunan tebu, dan penguatan peran Bulog dapat menjadi instrumen
kebijakan yang tepat. | en_US |