dc.description.abstract | Masyarakat Indonesia sebagian besar menggunakan dua bahasa dalam
berkomunikasi. Umumnya masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yaitu
bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah
dengan jumlah penutur yang besar. Penggunaan dua bahasa sekaligus akan
menimbulkan kontak bahasa di mana hal tersebut merupakan gejala awal
interferensi bahasa. Interferensi bahasa merupakan fenomena penyimpangan
kaidah kebahasaan yang terjadi akibat penguasaan dua bahasa atau lebih.
Interferensi afiksasi bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia diangkat sebagai
kajian dalam penelitian ini karena, interferensi afiksasi bahasa Jawa sering
dilakukan oleh siswa dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari, terutama
dalam berkomunikasi. Seperti halnya dalam teks ceramah beberapa siswa kelas XI
BC SMK Negeri 4 Jember, bahasa yang digunakan ialah bahasa lisan yang
disampaikan dalam bentuk bahasa tulis.
Fokus masalah dan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1)
bentuk interferensi bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia pada teks ceramah
siswa kelas XI BC SMK Negeri 4 Jember, 2) faktor-faktor yang melatarbelakangi
penyebab terjadinya interferensi afiksasi bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia
pada teks ceramah siswa kelas XI BC SMK Negeri 4 Jember, 3) dampak
penggunaan interferensi afiksasi terhadap pembelajaran di sekolah.
Penelitian ini menggunakan rancangan dan jenis penelitian kualitatif
deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Jember. Sumber data
penelitian ini adalah teks ceramah siswa dan narasumber terlibat, sedangkan data
penelitian ini berupa kata yang terindikasi interferensi afiksasi bahasa Jawa ke
dalam bahasa Indonesia pada teks ceramah siswa dan hasil wawancara guru
beserta siswa kelas XI BC SMK Negeri 4 Jember. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan transkripsi. Teknik
analisis data menggunakan pendekatan kualitatif yang dikemukan oleh Miles dan
Huberman.
Hasil penelitian ini dibagi menjadi tiga sub bab. Pertama, bentik
interferensi afiksasi bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia pada teks ceramah
siswa kelas XI BC SMK Negeri 4 Jember mencakup tiga hal yaitu 1) bentuk
interferensi afiks prefiks nasal N- dan prefiks ke-, 2) bentuk interferensi afiks
konfiks ke-an, 3) bentuk interferensi afiks sufiks –an dan –i. Kedua, faktor-faktor
yang melatarbelakangi penyebab interferensi afiksasi pada teks ceramah sswa
kelas XI BC SMK Negeri 4 Jember meliputi, 1) kontak bahasa, 2) kebiasaan
berbahasa, 3) kurangnya pemahaman siswa pada materi afiksasi, 4) melupakan
kata bahasa Indonesia baku yang jarang digunakan. Ketiga, dampak penggunaan
interferensi afiksasi terhadap pembelajaran yakni, dampak negatif yaitu a) terbiasa
menggunakan kosakata bahasa Indonesia yang tidak baku, b) kesulitan dalam
mengucapkan bahasa formal ketika dalam situasi formal, c) tidak terampil bahasa
Indonesia formal dalam melaksanakan kegiatan komunikasi ketika menjalankan
kegiatan praktik.
Berdasarkan pemaparan mengenai hasil dan pembahasan penelitian
tersebut, terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan kepada beberapa pihak
yaitu; (1) bagi peneliti sebidang ilmu disarankan penelitian lebih jauh mengenai
bentuk interferensi afiksasi bidang infiks. Dengan demikian, akan bisa
melengkapi penelitian ini; (2) Bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia disarankan untuk menjadikan penelitian ini sebagai bahan belajar untuk
matakuliah sosiolinguistik dalam materi interferensi bahasa; (3) Bagi guru
disarankan untuk menerapkan tentang penggunaan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan dalam pembelajaran; (4) Bagi
pengajar matakuliah sosiolinguistik disarankan untuk menggunakan penelitian ini
sebagai refensi materi interferensi bahasa yang akan diajarkan. | en_US |