dc.description.abstract | Eksistensi perempuan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan secara
sadar oleh perempuan untuk menunjukkan keberadaannya. Ketertarikan peneliti
pada naskah drama monolog Inggit karya Ahda Imran karena di dalam naskah
tersebut menceritakan eksistensi Inggit di dalam perjuangan Kusno. Pemahaman
tentang eksistensi Inggit tersebut dapat diketahui melalui penerapan teori
eksistensi Jean Paul Sartre. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah
dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Bagaimanakah unsur intrinsik (tokoh, konflik,
latar, dan tema) dalam naskah drama monolog Inggit karya Ahda Imran?; (2)
Bagaimanakah bentuk eksistensi perempuan dalam naskah drama monolog Inggit
karya Ahda Imran?; (3) Bagaimanakah pemanfaatan hasil penelitian naskah drama
monolog Inggit karya Ahda Imran sebagai alternatif materi pada pembelajaran
apresiasi sastra di SMA kelas XI?.
Jenis dan rancangan penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif. Data dan
sumber data berupa kata-kata, kalimat-kalimat, dan paragraf-paragraf yang
mengindikasikan unsur intrinsik serta bentuk eksistensi perempuan (ada untuk
dirinya sendiri dan ada untuk yang lain) dalam naskah drama monolog Inggit
karya Ahda Imran yang dipublikasikan pada tahun 2011 di blog pribadi pengarang
dalam laman http://meditasisamudra.blogspot.com/2011/12/naskah-drama-monolog-
inggit.html. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi.
Teknik analisis data menggunakan cara kerja kritik sastra, yaitu deskripsi,
interpretasi, dan analisis.
Berdasarkan hasil penelitian, tokoh utama dalam naskah drama monolog
Inggit karya Ahda Imran bernama Inggit. Konflik yang dialami tokoh Inggit
adalah konflik batin yang berupa pertentangan dan gejolak batin dengan dirinya
sendiri. Latar yang berhubungan dengan eksistensi Inggit adalah latar tempat dan waktu. Latar tempat dalam naskah drama monolog Inggit karya Ahda Imran
adalah rumah, lingkungan sosial, dan lingkungan pekerjaan Inggit, sedangkan
latar waktu di dalam naskah tersebut adalah pada saat masa perjuangan melawan
kolonialisme. Unsur intrinsik tersebut dapat menjadi penanda bentuk eksistensi
perempuan. Selanjutnya, tema yang terkandung dalam naskah drama monolog
Inggit adalah peran dan keteguhan prinsip seorang perempuan untuk menunjukkan
eksistensinya. Bentuk eksistensi perempuan dalam naskah drama monolog Inggit
dibagi menjadi dua, yaitu ada untuk dirinya sendiri dan ada untuk yang lain.
Eksistensi Inggit dalam bentuk Ada untuk dirinya sendiri adalah tindakan melihat,
mendengar, merasakan, dan lain sebagainya yang pada akhirnya ditujukan untuk
kepentingan dirinya sendiri. Eksistensi Inggit berbentuk Ada untuk yang lain
ditunjukkan melalui peran Inggit sebagai istri yang mampu mendampingi suami
dalam keadaan suka maupun duka, sebagai ibu yang mampu memberikan kasih
sayang dan pendidikan untuk anaknya, sebagai pengatur rumah tangga yang
mampu mengatur perabotan rumah hingga rapi dan bersih, anggota organisasi
masyarakat yang aktif dan dapat menjadi contoh bagi orang lain, dan sebagai
pekerja yang mampu mencari nafkah untuk keluarganya. Selanjutnya,
pemanfaatan hasil penelitian sebagai alternatif materi pembelajaran apresiasi
sastra di SMA kelas XI kurikulum 2013 pada kompetensi dasar 3.1 memahami
struktur dan kaidah isi teks film/drama baik secara lisan maupun tulisan, dan 4.1
menginterpretasi makna teks film/drama baik secara lisan maupun tulisan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa unsur intrinsik
naskah drama monolog Inggit karya Ahda Imran terdiri atas tokoh, konflik, latar,
dan tema. Eksistensi perempuan terdiri atas Ada untuk dirinya sendiri dan Ada
untuk yang lain. Eksistensi Inggit dalam bentuk Ada untuk yang lain ditunjukkan
melalui perannya sebagai istri, ibu, pengatur rumah tangga, angota organisasi
masyarakat, dan pekerja. Pemanfaatan hasil penelitian sebagai alternatif materi
pembelajaran apresiasi sastra di SMA kelas XI kurikulum 2013 pada KD 3.1 dan
4.1. Saran yang dapat diberikan peneliti ditujukan kepada guru bahasa Indonesia,
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan kepada peneliti lainnya | en_US |