Fitoremediasi Tanaman Mangrove Jenis Rhizophora Apiculata Terhadap Konsentrasi Timbal (Pb) Pada Tanah
Abstract
Pencemaran logam berat di lingkungan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi makhluk hidup. Salah satu logam berat dengan kadar toksisitas paling tinggi pada manusia maupun hewan adalah timbal (Pb). Keracunan timbal dapat menimbulkan gangguan gastrointestinalis, gangguan irritabilitas, infertilitas, gangguan neurologi, gagal ginjal hingga kanker. Penyebab pencemaran lingkungan oleh Pb dapat berasal dari limbah cair industri maupun domestik. Hasil uji pendahuluan pada Bulan Oktober tahun 2017, timbal (Pb) di desa Patuguran Kecamatan Rejoso melebihi Baku Mutu Lingkungan (BML) yang telah ditetapkan oleh Environmental Protection Agency (EPA) terkait baku mutu timbal di lingkungan yaitu 9,5 mg/kg, Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan metode pemulihan kualitas lingkungan yang mudah diterapkan dan murah, yaitu dengan menggunakan metode fitoremediasi. Tanaman mangrove Rhizophoraapiculata. dapat digunakan sebagai tanaman fitoremediasi karena kemampuannya yang mampu menyerap logam berat dan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi di lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar timbal (Pb) pada tanah yang tidak ditanami mangrove dengan yang ditanami mangrove sebanyak 2 tanaman, 3 tanaman dan 4 tanaman dengan waktu kontak 30 hari Metode penelitian ini adalah True Eksperiment dengan bentuk PosttestOnly Control Design. Terdapat empat kelompok dalam penelitian ini, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5 replikasi. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol, kelompok kedua merupakan kelompok yang ditanami mangrove sebanyak 2 tanaman (P1), kelompok ketiga merupakan kelompok yang ditanami mangrove sebanyak 3 tanaman (P2), dan kelompok keempat merupakan kelompok yang ditanami mangrove sebanyak 4 tanaman (P3). Lama waktu pengontakan mangrove pada tanah adalah 30 hari. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa penelitian ini tidak berdistribusi normal. Hasil uji kruskal wallis dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,003, artinya terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Hasil uji Mann whitney menunjukkan bahwa hanya terdapat dua kelompok yang memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu kelompok perlakuan pertama (P1) dengan perlakuan kedua (P2) dan kelompok perlakuan pertama (P1) dengan perlakuan ketiga (P3) dengan nilai signifikansi berturut-turut sebesar 0,116 dan 0,734. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu nilai rata-rata kadar timbal (Pb) yang tidak diberi perlakuan (K) sebesar 6,061 mg/kg dan terdapat perbedaan penurunan kadar timbal (Pb) antara kelompok kontrol (K) dengan kelompok perlakuan (P) dengan penurunan kadar timbal (Pb) secara signifikan terjadi pada kelompok P2 (3 tanaman mangrove) mampu menurunkan kadar timbal (Pb) dengan nilai rerata 0,028 mg/kg (99,54%).Penyebab penyerapan timbal (Pb) oleh kelompok P2 lebih besar dibanding P1 atau P3 dapat dimungkinkan oleh tingkat keasaman (pH) media tanam (tanah) kelompok P2 lebih rendah dari pada kelompok yang lain sehingga kemampuan penyerapan timbal (Pb) oleh tanaman juga lebih tinggi.Saran bagi koordinator kelompok tambak, diharapkan dapat memberikan informasi sekaligus pembudidayaan tanaman mangrove Rhizophora apiculata sebagai tanaman fitoremediasi logam berat. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan waktu kontak, serta perlu penelitian lebih lanjut dalam bentuk Pre-Post Control Group Design agar diketahui nilai konsentrasi cemaran sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]