Show simple item record

dc.contributor.advisorArifin, Syamsul
dc.contributor.advisorHasanuddin, Ahmad
dc.contributor.authorNuranditasari, Yecky
dc.date.accessioned2019-06-08T23:23:35Z
dc.date.available2019-06-08T23:23:35Z
dc.date.issued2019-06-08
dc.identifier.nim171910301173
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/91176
dc.description.abstractPengembangan bandar udara bertujuan untuk menunjang permintaan dari kenaikan jumlah penumpang agar bandar udara tetap dapat melayani permintaan masyarakat dengan optimal. Terbukti dari data jumlah penumpang pada Juli 2014 hingga Maret 2018 menunjukkan bahwa jumlah penumpang Bandar Udara Notohadinegoro mengalami peningkatan sebesar 246%, oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan pengembangan untuk fasilitas bandara terutama pada pengembangan runway, apron, dan taxiway. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana merencanakan pengembangan bandar udara dan menghitung estimasi anggaran biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan bandar udara tersebut. Perencanaan dihitung dengan menggunakan peraturan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara KP 39 Tahun 2015 tentang Manual of Standart Aerodrome 139 dan perencanaan perkerasan menggunakan metode CBR, FAA, dan LCN. Beberapa data seperti data jumlah penumpang, data pertumbuhan perekonomian masyarakat, data spesifikasi kondisi eksisting bandara, dan data analisa harga satuan Kabupaten Jember diolah sesuai ketentuan metode perencanaan untuk memperoleh desain pengembangan bandara, desain stuktur pekerasan, dan estimasi rencana anggaran biaya. Bedasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa Bandar Udara Notohadinegoro pada tahun 2024 perlu dilakukan pengembangan karena jumlah kursi pelayanan pesawat sudah tidak cukup untuk melayani permintaan masyarakat. Dengan menggunakan pesawat Boeing 737-900ER maka kebutuhan runway terkoreksi adalah sebesar 2683,02 m x 45 m dan kebutuhan apron sebesar 125,37 m x 71,1. Sedangkan untuk taxiway tidak perlu dilakukan pengembangan karena kondisi eksisting masih dapat melayani pesawat jenis Boeing 737-900ER. Hasil perbandingan tebal perkerasan struktural total yang dihasilkan dari metode CBR adalah 111 cm, metode FAA adalah 71,1 cm, dan metode LCN adalah sebesar 60,96 sehingga digunakan tebal perkerasan dari metode LCN sebagai tebal minimum. Maka hasil perhitungan perencanaan anggaran biaya yang dibutuhkan dalam membangun pengembangan Bandar Udara Notohadinegoro dengan biaya terendah dari metode LCN adalah sebesar Rp 82.321.731.14en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPengembangan Runwayen_US
dc.subjectApronen_US
dc.subjectTaxiwayen_US
dc.subjectBandar Udara Notohadinegoroen_US
dc.subjectJemberen_US
dc.subjectPerencanaan dan Biayaen_US
dc.titlePerencanaan dan Estimasi Biaya Pengembangan Runway, Apron, dan Taxiway Bandar Udara Notohadinegoro Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record