Pemanfaatan Waktu Tidak Bekerja Untuk Memenuhi Kebutuhan Sosial Dan Ekonomi Buruh : Studi Pada Buruh Wanita di Gudang PT Adi Sampoerna Balung Jember
Abstract
Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat ditandai dengan tumbuhnya industriindustri
baru yang menimbulkan banyak peluang bagi angkatan kerja pria maupun
wanita. Sebagian besar lapangan kerja di perusahaan yang tidak membutuhkan
keterampilan yang khusus lebih banyak memberi peluang bagi tenaga kerja wanita.
Tuntutan ekonomi yang mendesak dan berkurangnya peluang serta penghasilan di bidang
pertanian yang tidak memberikan suatu hasil yang tepat dan rutin, adanya kesempatan
untuk kerja di bidang industri telah memberikan daya tarik yang kuat bagi tenaga kerja
wanita. Seperti halnya pada gudang PT Adi Sampoerna Balung yang memberlakukan
sistem kontrak pada saat tidak musim tembakau, pada bulan Maret sampai Juli.
Menyebabkan buruh wanita tidak bekerja dan menyebabkan buruh tersebut memiliki
waktu luang (waktu menganggur) selama lima bulan. Pada rentang waktu tersebut buruh
wanita tetap menjalankan peran ganda dalam melakukan aktivitasnya sebagai wanita
dalam bidang domestik maupun bidang publik, pada saat tidak bekerja buruh wanita
tersebut memanfaatkan untuk bekerja di tempat lain, supaya pemenuhan kebutuhan
ekonomi sehari-hari dapat terpenuhi. Tujuan penelitian ini sebagai berikut untuk
mengetahui pemanfaatan saat tidak bekerja untuk memenuhi kebutuhan sosial dan
ekonomi saat buruh tidak bekerja di PT Adi Sampoerna. Metode dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif jenisnya deskriftif. Teknik penentuan informan
melalui purposif. Teknik pengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yaitu pembuatan koding, kategorisasi, penyimpulan
data sementara, triangulasi dan penyimpulan data akhir. Teknik keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Saat tidak
bekerja Memelihara ternak orang dengan sistem upah bagi hasil apabila ternak tersebut
melahirkan, anak pertama diberikan kepada pengasuh hewan ternak dan anakan
berikutnya diberikan kepada pemilik hewan ternak begitu seterusnya. 2) Saat tidak
bekerja memungut sisa padi (ngasak padi) Ngasak padi merupakan pekerjaan sampingan
pada saat buruh tidak bekerja di gudang. Ngasak padi juga tergantung pada saat musim
panen padi, ngasak padi adalah sisa padi yang sudah digiling lalu dibuang, biasanya para
ngasak padi mendapatkan kurang lebih 20 kg sehari itupun didapat dari ngasak
diberbagai desa. Seperti yang dilakukan salah satu informan peneliti pada saat tidak
bekerja digudang. 3) Bakau basah merupakan pekerjaan dengan sistem borongan. Upah
yang diberikan tergantung pekerjaan yang telah dilakukannya, 100 tusuk dihargai Rp 20
000 kebanyakan setiap harinya menyelesaikan 200 tusuk, sehingga pendapatan per
harinya kurang lebih Rp 40.000 menurut informan HK. 4) Buruh cuci baju bukan
merupakan pekerjaan yang selalu ada, pekerjaan ini hanya pada saat dibutuhkan saja,
upah yang didapat tergantung pemilik pakaian mau memberi uang atau sembako. Apabila
pemilik baju memberikan uang sebesar Rp 20.000 sekali nyuci, pemberian sembako
kurang lebih 15 kg beras menurut informan HK. 5) Menanam padi mulai jam 7 pagi
sampai jam 12 siang dibayar Rp 40.000/hari biasanya 1 petak dibutuhakan 3-4 org. ada
juga yang diberi dengan beras 2kg beras jika waktu panen. 6) Menggarap sawah orang,
lahan disediakan oleh pemilik, para buruh wanita yang mengerjakan mulai dari membajak sawah, sebar benih, menanam, memelihara sampai panen. Semua kebutuhan
disiapkan oleh pemilik lahan. Sistem upah menggunakan sistem bagi hasil sebesar 20%
dari total penghasilan pada masa panen untuk buruh yang merawat.