Show simple item record

dc.contributor.advisorROKHMAH, Dewi
dc.contributor.authorHUWAIDAH, Rizka
dc.date.accessioned2019-05-23T06:13:13Z
dc.date.available2019-05-23T06:13:13Z
dc.date.issued2019-05-23
dc.identifier.nimNIM142110101133
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90966
dc.description.abstractPada tahun 2017, Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) melakukan survey dengan hasil bahwa 143,26 juta penduduk Indonesia (54,68% dari total populasi masyarakat Indonesia) telah terkoneksi ke dalam jaringan internet dan 89,35% layanan yang diakses adalah layanan chatting. Salah satu yang menjadi perhatian dan sangat meresahkan dari perkembangan internet adalah bidang kesusilaan seperti cybersex. Cybersex terjadi ketika seseorang menggunakan internet sebagai media interaksi dengan orang lain dengan tujuan mendapatkan kepuasan seksual. Pemicu perilaku cybersex bisa terdiri dari individu itu sendiri ataupun lingkungan sekitar yang mendukung. Dampak yang kemungkinan muncul dari perilaku cybersex adalah aktivitas seksual pranikah, kecanduan, perubahan kepribadian, hingga kehilangan daya tarik pada partner (suami/istri). Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, informan yang telah melakukan cybersex maka informan juga melakukan onani hingga hasratnya terpuaskan karena jika hasrat tidak terpuaskan maka rasa gelisah akan timbul dalam diri informan. Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku cybersex dan dampaknya pada perilaku seks pranikah mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dilakukan pada mahasiswa di Kabupaten Jember. Total informan sebanyak 7 orang, dengan 5 orang sebagai informan utama, dan 2 orang sebagai informan tambahan. Informan didapatkan dengan menggunakan teknik purposive sampling, informan utama adalah mahasiswa yang pernah melakukan cybersex. Sedangkan untuk informan tambahannya adalah pasangan cybersex/seks pranikah serta orang yang memperkenalkan cybersex kepada informan utama. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perilaku cybersex dilakukan dengan perantara handphone dan menggunakan aplikasi chat seperti WhatsApp, Line, BBM, SMS, dan telepon biasa. Selain itu, dalam melakukan cybersex ada faktor rasa penasaran, keinginan untuk menanggapi obrolan dari pasangan dan iseng. Lingkungan sosial informan seperti teman sebaya, paparan iklan berkonten pornografi, stimulus obrolan tabu dari lawan bicara, mudahnya akses internet melalui handphone, serta pengaruh dari film dewasa mampu mendorong informan untuk melampiaskannya dalam bentuk cybersex. Jenis perilaku cybersex yang dilakukan berupa chatsex dengan saling mengirim gambar maupun voicenote yang berkonten erotis, phonesex, dan videocallsex. Pasangan melakukan cybersex tidak hanya dengan pacar dan teman, bahkan orang tidak dikenalpun bisa menjadi pasangan dalam melakukan cybersex. Perilaku seks pranikah yang dilakukan oleh para informan terdiri dari kissing, necking, petting, hingga intercourse. Hal ini didasari oleh rasa penasaran saat informan melihat adegan dalam tayangan pornografi, atas dasar sayang dan cinta, serta tingginya perasaan ingin mencoba. Perilaku seks pranikah yang ada lebih dulu dilakukan oleh masing-masing informan. dikarenakan hadirnya perkembangan teknologi yang mampu menjadi faktor pendukung pada perilaku cybersex baru muncul dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Dampak yang dirasakan informan atas perilaku cybersex adalah terganggunya waktu tidur informan dan cenderung terjaga hingga larut malam karena melakukan cybersex. Selain itu, apabila tidak melakukan cybersex, informan merasakan perasaan bingung, merasa ada yang kurang, dan gelisah. Saran yang diberikan bagi perguruan tinggi supaya diadakan sosialisasi dan edukasi kepada para mahasiswa terkait bahaya dari penyebaran foto pribadi melalui jaringan internet, akibat dari penggunaan internet berlebihan, serta penyalahgunaan perkembangan inrternet. Selain itu, untuk masyarakat perlu membangun kecerdasan moral pada remaja sejak dini dan untuk penelitian lanjutan terkait dampak buruk dari perilaku cybersex yang telah terjadi di lingkungan sekitar, konsep diri dan kesehatan mental dari masing-masing pelaku cybersex.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries142110101133;
dc.subjectCybersexen_US
dc.subjectPerilaku Seks Pranikahen_US
dc.titlePerilaku Cybersex Dan Dampaknya Pada Perilaku Seks Pranikah Mahasiswa (Studi Kualitatif Pada Mahasiswa Di Kabupaten Jember)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record