dc.description.abstract | Masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang penting bagi seseorang
sebagai jembatan untuk menuju dewasa. Wanita usia subur (WUS) yang berusia
remaja termasuk dalam masa pra konsepsi dan rawan untuk berisiko mengalami
masalah kesehatan. Remaja wanita yang menikah di usia dini menjadi rentan
mengalami masalah kesehatan, baik itu masalah kesehatan reproduksi maupun
masalah asupan gizinya yang akan berdampak pada status KEK yang dimiliki.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kekurangan energi kronis (KEK) pada
WUS, baik secara langsung maupun tidak langsung. Wanita usia subur (WUS)
yang menikah di usia remaja hendaknya menambah wawasan pengetahuannya dan
memperhatikan asupan makanan setiap harinya sebagai bekal jika akan
mempersiapkan diri untuk menghadapi kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis determinan kejadian KEK pada WUS yang menikah di usia remaja
di Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah
Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso dengan populasi WUS yang
menikah di usia remaja sebanyak 201 orang. Sampel pada penelitian ini sebanyak
77 orang dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pemilihan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Variabel yang
diteliti meliputi karakteristik responden, kondisi sosio-ekonomi, konsumsi
makanan dan status KEK. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik uji chi
square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden WUS yang
menikah di usia remaja berada pada kelompok umur remaja akhir (17-25 tahun),
memiliki pendidikan rendah, memiliki tingkat pengetahuan yang sedang, tidak bekerja, pendapatan keluarga dibawah UMK Kabupaten Bondowoso 2018,
memiliki status ekonomi yang rendah dan berisiko KEK dengan lingkar LILA <
23,5 cm. Berdasarkan pola konsumsi makanan yang sering dikonsumsi WUS yang
menikah di usia remaja adalah nasi, singkong, telur ayam, ikan pindang, tahu,
tempe, minyak goreng, sawi hijau, bayam, salak dan pisang. Sedangkan tingkat
konsumsi energi, karbohidrat, protein dan lemak sebagian besar mengalami
defisit.
Berdasarkan uji statistik untuk karakteristik responden, tidak terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat konsumsi makanan, terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat konsumsi makanan sumber
karbohidrat. Berdasarkan uji statistik untuk kondisi sosio-ekonomi, tidak terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan tingkat konsumsi makanan, pengeluaran
pangan dengan tingkat konsumsi makanan. Berdasarkan uji statistik, terdapat
hubungan antara tingkat konsumsi makanan sumber energi, tingkat konsumsi
makanan sumber karbohidrat, tingkat konsumsi makanan sumber protein dengan
kejadian KEK.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah
diharapkan bagi WUS yang menikah di usia remaja mendisiplinkan asupan makan
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang sesuai dengan
kebutuhan gizinya. Kerjasama lintas sektoral dengan dilaksanakannya program
pemberdayaan dan pembinaan kepada remaja yang terlanjur menikah di usia dini
seperti pelatihan mengasah keterampilan sesuai kemampuan yang dimiliki untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui determinan kejadian kekurangan energi kronis yang lain dengan
menambahkan variabel yang belum diteliti pada penelitian ini. | en_US |