dc.description.abstract | Pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2015 ibu yang memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sebesar 55,7%dan mengalami penurunan menjadi 29,5% tahun 2016, hal ini masih belum mencapai target nasional sebesar 80%. Provinsi di Jawa Timur tahun 2015 secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 74,1% dan mengalami penurunan menjadi 31,3% tahun 2016 (Pusat Data & Informasi Indonesia, 2016). Cakupan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di kabupaten Jember pada tahun 2015 yaitu sebesar 87,5% dan mengalami penurunan menjadi 73,71% tahun 2016. Puskesmas Paleran merupakan puskesmas di wilayah Jember yang paling rendah untuk targetASI eksklusifnya tahun 2016 yaitu sebesar 47,70% dari yang sebelumnya tahun 2015 mendapatkan ASI eksklusif sebesar 81,18%. Data yang di dapatkan dari Puskesmas Paleran pada tahun 2016 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 218 bayi dari 455 bayi. Syarat dalam pemberian pengganti ASI pada bayi usia 0-5 bulan yaitu dengan adanya beberapa keadaan yang tidak memungkinkan untuk ibu yang menyusui bayinya meskipun produksi ASInya cukup antara lain kesehatan ibu dengan adanya penyakit yang diderita sehingga dilarang oleh dokter untuk menyusui bayinya, yang dianggap baik untuk kepentingan ibu misalnya AIDS, hepatitis, dsb. ASI keluar, tetapi jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan asupan makanan bayi sehingga perlu tambahan, seperti susu formula, ibu yang kecanduan narkotika dan zat adiktif lainnya (Khasanah,2011:219-221).Penelitianini bertujuan menganalisis hubungan antara faktor demografi, pengetahuan, persepsi, sikap dan intensi ibu hamil trimester 3 dalam memberikan penambahan makanan pengganti ASI pada bayi usia 0-5 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Paleran Jember.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat analitik observasional dengan menggunakan pendekatan yaitu cross sectional. Populasi penelitian ini yaitu pada ibu hamil trimester 3.Variabel bebas pada penelitian ini adalah demografi (usia, pendidikan, dan pekerjaan), pengetahuan, persepsi, dan sikap. Variabel terikat pada penelitian ini adalah persepsi, sikap, dan intensi. Data diperoleh melalui teknik wawancara dan dengan menggunakan instrumen kuesioner. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester 3 dengan persepsi dalam memberikan penambahan makanan pengganti ASI pada bayi usia 0-5 bulan. Tidak ada hubungan antara persepsi ibu hamil trimester 3 dengan sikap dalam memberikan penambahan makanan pengganti ASI pada bayi usia 0-5 bulan. Tidak ada hubungan antara sikap ibu hamil trimester 3 dengan intensi dalam memberikan penambahan makanan pengganti ASI pada bayi usia 0-5 bulan.
Saran yang dapat diberikan bagi instansi kesehatan dan petugas kesehatan adalah diharapkan adanya suatu program penyuluhan dan pendekatan dengan melibatkan bidan dan kader dengan sasaran orang terdekat ibu hamil trimester 3 tentang ASI dan dampak pemberian pengganti ASI pada bayi usia 0-5 bulan, tenaga kesehatan tidak hanya memberikan konseling ASI pada ibu hamil saja saat ANC akan tetapi dapat melibatkan orang terdekat seperti orang tua/mertua. Bagi masyarakat meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama pada keluarga bayi usia sampai 2 tahun, ibu hamil, dan remaja putri tentang pentingnya ASI eksklusif, meningkatakan kesadaran masyarakat terkait program KP-ASI bagikeluarga bayi usia sampai 2 tahun, ibu hamil, dan remaja putri tentang pentingnya ASI pada usia 0-6 bulan. Bagi peneliti selanjutnyadapat meneliti terkait variabel lainnya yaitu keyakinan normatif dan norma subjektif yang mempengaruhi pemberian penambahan makanan pengganti ASI pada bayi usia 0-5 bulan dan diharapkan juga lebih difokuskan terkait dengan jumlah anak. | en_US |