dc.description.abstract | Salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami pekerja adalah keluhan
muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal merupakan sekumpulan gejala atau
gangguan yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligament, kartilago, sistem
saraf, struktur tulang, dan pembuluh darah. Keluhan ini pada awalnya
menyebabkan rasa nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan gemetar, rasa
terbakar, hingga gangguan tidur. Keluhan muskuloskeletal yang dirasakan
tersebut mayoritas berasal dari pekerjaan yang melibatkan posisi tubuh yang
janggal, mengangkat dan membawa beban berat, dan gerakan repetitif pada
tangan dan lengan. Faktor risiko muskuloskeletal dikarenakan adanya sebab
tertentu, baik bersumber dari segi manusia, pekerjaan, maupun lingkungan.
Faktor risiko pekerjaan yang berpengaruh besar terhadap keluhan
muskuloskeletal adalah postur kerja tidak ergonomis pada aktivitas manual
material handling (MMH). MMH adalah kegiatan memindahkan beban secara
manual oleh pekerja dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan ini dilakukan oleh
helper gudang PT LMS Jember yaitu pada saat aktivitas loading dan dropping.
Berdasarkan studi pendahuluan pada 40 helper di PT LMS Jember diketahui
bahwa persentase keluhan muskuloskeletal ringan, sedang, dan berat yang
dirasakan berturut-turut adalah 22,5%; 42,5%, dan 35%. Penelitian ini mengkaji
karakteristik individu dan manual material handling terhadap keluhan
muskuloskeletal pada helper gudang PT LMS Jember.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain
cross sectional. Populasi penelitian ini adalah helper gudang PT LMS sebanyak
34 responden. Pada penelitian ini peneliti mengkaji variabel bebas berupa umur,
masa kerja, kebiasaan merokok, IMT, kebiasaan olahraga, kebiasaan stretching,
manual material handling terhadap variabel terikat yaitu keluhan
muskuloskeletal. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
pengukuran, dan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi karakteristik individu pada 34
helper adalah sebagai berikut sebagian besar helper berusia 20-29 tahun (61,8%),
memiliki rentang masa kerja 1-8 tahun, tidak merokok (52,9%), Indeks Massa
Tubuh < 25 (70,6%), kurang berolahraga (64,7%), dan tidak melakukan kegiatan
stretching (73,5%). Selain itu sebagian besar helper melakukan aktivitas
mengangkat galon dengan skor Lifting Index > 1 yaitu berisiko terhadap keluhan
muskuloskeletal (61,8%). Sebagian besar helper merasakan adanya keluhan
muskuloskeletal berarti (70,4%). Letak bagian tubuh yang paling banyak
dirasakan nyeri adalah leher bawah, bahu kanan, bahu kiri, punggung, lengan atas
kanan, pinggang, lengan bawah kanan, pergelangan tangan kanan, dan paha
kanan. Nilai RR tertinggi terhadap keluhan muskuloskeletal adalah kebiasaan
kurang berolahraga (RR=1,6), tidak melakukan stretching (RR=1,8), dan manual
material handling dengan LI > 1 (RR=1,5).
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah helper
sebaiknya melakukan aktivitas stretching sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas angkat–angkut manual. Helper sebaiknya melakukan aktivitas olahraga
rutin lebih dari 3 kali seminggu. Selain itu, pelatihan terkait cara mengangkut
manual yang benar dan aman sebaiknya diberikan secara berkala kepada helper
baik yang sudah lama bekerja atau baru masuk kerja. Bagi penelitian selanjutnya,
kajian yang dapat diteliti adalah penelitian terkait perbedaan keluhan
muskuloskeletal sebelum dan sesudah eksperimen pemberian aktivitas stretching
teratur pada helper gudang PT LMS Jember. Selain itu dapat juga dilakukan
penelitian redesain pada aktivitas mengangkat galon di PT LMS Jember dengan
tujuan menurunkan skor Lifting Index. | en_US |