dc.description.abstract | Rumah Sakit merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna, meliputi pelayanan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam peningkatan mutu dan derajat kesehatan
masyarakat. Rumah sakit berkewajiban mencegah terjadinya infeksi, baik pada pasien
ataupun petugas rumah sakit melalui manajemen sanitasi rumah sakit yang baik. Salah
satu bentuk manajemen sanitasi rumah sakit ialah dalam kegiatan pengelolaan linen.
Frekuensi pemakaian tempat tidur rumah sakit dapat mempengaruhi kebutuhan linen
tiap ruangan, semakin sering suatu ruangan di pergunakan maka kebutuhan linen juga
semakin meningkat. BTO atau yang dikenal dengan Bed Turn Over merupakan
frekuensi atau banyaknya pemakaian tempat tidur rumah sakit oleh pasien dalam satu
tahun. Di Kabupaten Jember, dari 12 rumah sakit angka BTO tertinggi di alami oleh
Rumah Sakit Bina Sehat disusul Rumah Sakit Jember Klinik. Dilihat dari
penurunannya, Rumah Sakit Jember Klinik mengalami penurunan angka BTO yang
lebih rendah di bandingkan Rumah Sakit Bina Sehat, hal ini menandakan frekuensi
pemakaian tempat tidur/BTO di Rumah Sakit Jember Klinik tergolong tinggi.
Tujuan penelitian ini ialah mengkaji pengelolaan linen, sarana prasarana, kondisi
fisik dan kandungan Bacillus di Instalasi Laundry Rumah Sakit Jember Klinik.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam
penelitan ini berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun teknik penyajian
data dalam penelitian ini menggunakan tabel dan narasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya Proses pengelolaan linen di Rumah
Sakit Jember Klinik meliputi proses penanganan linen di ruangan/pengumpulan linen di
Rumah Sakit Jember Klinik termasuk dalam kategori kurang. Penanganan linen kotor di
ruangan rumah sakit belum menggunakan kantung plastik yang telah dibedakan
berdasarkan jenisnya serta belum di beri segel dan label. Muatan linen kotor melebihi ¾ kapasitas trolley dan di dapati linen kotor infeksius yang bercampur dengan linen
kotor non infeksius dalam satu trolley. Proses penanganan linen di instalasi laundry
Rumah Sakit Jember Klinik pada saat proses pemilahan linen dan pengemasan termasuk
dalam kategori kurang. Masih dilakukan pembongkaran/sortir linen oleh petugas, di
dapati linen kotor infeksius bercampur dengan linen kotor non infeksius saat proses
pemilahan linen. Proses penerimaan linen, perendaman dan desinfeksi, pencucian dan
desinfeksi, pengeringan, penyetrikaan dan pelipatan, penyimpanan dan distribusi
termasuk dalam kategori baik.
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah perlu dilakukan evaluasi
pengelolaan linen oleh pihak Rumah Sakit Jember Klinik secara periodik untuk dapat
mempertahankan kualitas linen yang dihasilkan selama proses pengelolaan linen serta
segera melakukan perbaikan tata laksana pengelolaan linen apabila implementasi
pengelolaan linen di lapangan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP)
yang berlaku. Adapun perbaikan tata laksana pengelolaan linen dapat dilaukan dengan
cara pemberian pelatihan pengelolaan linen dan pemberian imunisasi (BCG, Hepatitis
B, HIV dan TBC) bagi seluruh petugas linen minimal 6 bulan sekali, penambahan
sarana prasarana (sarana sterilisasi, ruang pemilahan linen , ruang khusus bahan kimia
dan prasarana pengelolaan awal/pre-treatment air limbah laundry), peningkatan
hygiene sanitasi petugas melalui sosialisasi pentingnya cuci tangan baik sebelum
ataupun sesudah melakukan kegiatan pengelolaan linen serta sosialisasi terkait
pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja. Perbaikan tata
laksana pengelolaan linen di instalasi laundry diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan dan kinerja Rumah Sakit Jember Klinik. | en_US |