dc.description.abstract | Masyarakat nelayan tradisional di Desa Blimbingsari
menghadapi persoalan sosial ekonomi yang serius, seperti
keterbatasan-keterbatasan ekonomi dan kemiskinan. Mereka
terjebak oleh masalah tersebut karena tiadanya jalan keluar
permanen yang bisa dilakukan. Sumber daya perikanan tangkap
yang menjadi andalan untuk menopang kelangsugan hidup
nelayan semakin sulit diakses, sehingga berdampak negatif
terhadap tingkat pendapatan nelayan. Pendapatan harian
mereka dari melaut terus menyusut sejak tahun 2015, sehingga
laut tidak dapat diandalkan lagi sebagai tumpuan utama
kelangsungan hidup nelayan.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kelangkaan
sumberdaya
perikanan
di
Perairan
Selat
Bali dan
menu-
runnya pendapatan nelayan adalah cukup beragam. Potensi
perikanan di Perairan Selat Bali yang selama ini menghidupi
nelayan sepertinya tiba-tiba menghilang. Selain itu, angin
kencang dan ombak besar terkadang datang mendadak dan tidak umum karena biasanya kondisi alam yang tidak bersahabat
itu hadir bersama hujan deras. Nelayan sendiri kesulitan
menjelaskan fenomena itu secara nalar karena keterbatasan
pengetahuannya. Meskipun demikian, laut yang semakin tidak
ramah akan terus membayangi masa depan kehidupan nelayan.
Upaya mengandalkan kegiatan melaut untuk meningkatkan
kesejahteraan
sosial
tentu
semakin
berat.
Jika
sejak
tahun
2015
sampai
dengan
sekarang,
nelayan
Blimbingsari masih
mengalami
kesulitan
memperoleh
hasil tangkapan
yang
baik,
kita
tentu
tidak
bisa
memastikan
kapan
kondisi
sumber
daya
perikanan
di
Perairan
Selat
Bali kembali
normal. Dalam
kondisi
eksisting
saat
ini, nelayan
sudah
kesulitan
memperoleh
hasil
tangkap,
pendapatannya
menurun
drastis,
dan
kalau
melautpun
belum
tentu
memperoleh
hasil
tangkapan.
Situasi
yang
tidak
pasti
ini
telah
menciptakan
kualitas
hidup
nelayan
semakin
menurun.
Kondisi
keterbatasan
ekonomi
dan
kemiskinan
merupakan
realitas
sosial
yang
sulit
dipisahkan
dari kehidupan
sehari-hari
masyarakat
nelayan.
Mereka
kesulitan
menjangkau
kebutuhan-kebutuhan
hidup
yang
semakin
mahal.
Berbagai upaya dilakukan oleh rumah tangga nelayan
untuk keluar dari kemelut ekonomi yang tidak berujung itu.
Strategi-strategi adaptasi di bidang penangkapan, seperti
melakukan andun atau medhok ke Perairan Bali Selatan sudah
dilakukan agar mereka tetap dapat bertahan hidup. Peluangpeluang
kerja
alternatif
di darat
sangat
terbatas
dan
sporadis,
sehingga
juga
tidak
dapat
diandalkan
untuk
membantu
mengatasi
secara
permanen
persoalan
ekonomi
rumah
tangga
nelayan.
Baik
nelayan,
maupun
istrinya
sudah
berupaya
terlibat
dalam
kegiatan
ekonomi
di
darat.
Banyak
istri nelayan
yang
harus
menganggur
karena
tenaganya
tidak
terserap
oleh
peluang kerja lokal yang ada di darat. | en_US |