Show simple item record

dc.contributor.advisorMULYONO, Joko
dc.contributor.authorIKROM, Lukman
dc.date.accessioned2019-04-24T02:00:31Z
dc.date.available2019-04-24T02:00:31Z
dc.date.issued2019-04-24
dc.identifier.nimNIM120910302033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90623
dc.description.abstractJember merupakan daerah yang rawan bencana mulai dari bencana banjir, bencana gunung api, bencana tsunami dan tanah longsor. Meskipun dari sekian banyak daerah rawan bencana yang ada di Jember peneliti lebih memilih Desa Kemiri Kecamatan Panti yang dijadikan daerah penelitian hal ini dikarenakan Desa Kemiri berbeda dengan desa yang terdampak bencana, perbedaan yang ada di Desa Kemiri dilihat dari proses pemulihan paska banjir bandang pada Tahun 2006 silam, baik dari segi struktural maupun non struktural yang cepat maka dari itu peneliti memfokuskan pada wilayah Desa Kemiri untuk dijadikan bahan penelitian tentang peran modal sosial dalam mitigasi bencana, karena desa tersebut merupakan desa yang patut dicontoh untuk desa – desa yang lain terutama desa yang rawan bencana. Dari sekian lamanya modal sosial yang dimiliki oleh individu akan mengalami hambatan ataupun penurunan. Kepercayaan yang telah muncul, norma yang sering dilakukan, dan jaringan yang telah dibentuk bisa menghilang. Maka dari itu, peran modal sosial dalam mitigasi bencana harus mampu mempertahankan dan meningkatkan modal sosial yang ada agar mencapai keberhasilan bersama. Dengan ini peneliti ingin menelusuri hal tersebut melalui rumusan masalah : bagaimana peran modal sosial dalam mitigasi bencana banjir bandang di Desa Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jember? Kerangka teoritik penelitian ini didasarkan pada teori modal sosial. Dalam penelitian ini, teori modal sosial yang dipakai adalah teori Woolcock, dimana ia mendefinisikan modal sosial sebagai informasi, kepercayaan, dan norma resiprokal yang terdapat dalam suatu jaringan sosial. Woolcock menganalisa dan membagi modal sosial yang ada di dalam masyarakat menjadi 3 yaitu ; (1) modal sosial bonding, (2) modal sosial bridging, dan (3) modal sosial linking. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif , dengan format pendekatan fenomenologi. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Sedangkan uji keabsahan data dalam penelitian ini memakai uji trianggulasi data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa peran modal sosial dalam mitigasi bencana sangatlah penting dan perlu untuk dipertahankan sebagai bentuk perwujudan dalam proses pemulihan bencana banjir terhadap lapisan masyarakat. Sehingga dalam penelitian ini menunjukkan bahwa modal sosial dalam mitigasi bencana banjir bandang ditemukan modal sosial bonding, bridging dan linking. Namun dari beberapa modal sosial tersebut, modal sosial bonding yang lebih menonjol hal ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan – kegiatan yang masih dilakukan kepala desa dan Kyai Muzammil yang masih terus berjalan hingga saat ini. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan antara lain kegiatan dalam lingkup agama, budaya dan lingkup kebencanaan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya hubungan kekerabatan antar masyarakat yang sangat kental dan erat sehingga modal sosial bonding masih tetap terjaga.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries120910302033;
dc.subjectModal Sosialen_US
dc.subjectBencana Banjir Bandangen_US
dc.titlePeran Modal Sosial Dalam Mitigasi Bencana Banjir Bandang Di Desa Kemiri Kecamatan Panti Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record