Show simple item record

dc.contributor.advisorSUSANTO
dc.contributor.advisorTIRTA, I Made
dc.contributor.authorHIDAYATI, Alvi
dc.date.accessioned2019-04-22T03:16:36Z
dc.date.available2019-04-22T03:16:36Z
dc.date.issued2019-04-22
dc.identifier.nimNIM160220101031
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90554
dc.description.abstractKetidakmampuan siswa dalam belajar matematika menjadi perhatian khusus, karena kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut akan menghambat proses belajarnya. Adapun istilah yang digunakan bagi siswa yang mengalami ketidakmampuan belajar matematika pada penelitian ini disebut “Mathematics Learning Disability (MLD)”. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses berpikir siswa MLD dalam menyelesaikan permasalahan matematika khususnya pada pokok bahasan aritmatika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan berupa lembar soal aritmatika dan pedoman wawancara. Data yang dianalisis ialah data yang diperoleh dari lembar jawaban dan transkip wawancara, selanjutnya dari data tersebut dianalisis berdasarkan proses berpikir yang berkaitan dengan disequilibrium, asimilasi, akomodasi, dan equilibrium. Subjek penelitian ini sebanyak dua siswa MLD, adapun pengambilan subjek tersebut melalui serangkaian tes identifikasi siswa MLD yang dilakukan pada 85 siswa yang terdiri atas 34 siswa perempuan dan 51 siswa laki-laki. Identifikasi siswa MLD dilakukan dengan memberikan tes aritmatika dan tes memori kerja. Tes aritmatika terdiri atas 3 subtes, yaitu; computation skill, mathematics fluency, dan quantitative reasoning. Tes memori kerja terdiri atas 2 subtes, yaitu; processing speed dan memory span. Siswa yang memilki nilai di bawah rata-rata pada minimal 3 subtes teridentifikasi sebagai siswa MLD. Dari 85 siswa, 5 siswa perempuan dan 23 siswa laki-laki teridentifikasi sebagai siswa MLD. Selanjutnya, masing-masing dikelompokkan dalam tiga kelas (tinggi, sedang, rendah) berdasarkan standar deviasi. Siswa yang berada di kelompok kelas rendah kemudian dipilih salah satu yang memilki kemampuan komunikasi yang baik, sehingga diperoleh dua subjek siswa MLD. Pengambilan data pada penelitian ini diperoleh dari hasil pekerjaan siswa dan transkip wawancara. Kedua subjek diberikan tiga soal permasalahan aritmatika yang dalam proses menyelesaikan didampingi oleh peneliti. Selanjutnya hasil data yang telah terkumpul dianalisis terkait proses berpikir, adapun proses yang terkait terdiri atas disequilibrium, asimilasi, akomodasi, dan equilibrium yang terjadi selama siswa menyelesaikan permasalahan tersebut. Hasil analisis menunjukkan siswa MLD dalam menyelesaikan permasalahan aritmatika masih dalam keadaan disequilibrium pada saat memahami masalah pertama kali. Siswa tidak dapat secara langsung menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Sehingga perlu adanya proses akomodasi, yaitu dengan membaca soal berulang kali dan dibantu oleh peneliti dalam memahami makna setiap kalimat. Keadaan disequilibrium juga terjadi saat siswa menyusun rencana penyelesaian karena siswa tidak dapat menentukan strategi apa yang harus digunakan untuk memecahkan permasalahan yang diberikan, sehingga perlu adanya bantuan dan arahan dari orang lain. Proses asimilasi terjadi pada saat siswa melihat kembali hasil penyelesaian yang telah dikerjakan, sedangkan keadaan equilibrium terjadi ketika siswa mampu menerapkan strategi yang telah dijelaskan atau dicontohkan sebelumnya.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries160220101031;
dc.subjectBerpikir Siswa Mld (Mathematics Learning Disability)en_US
dc.subjectAritmatikaen_US
dc.titleProses Berpikir Siswa Mld (Mathematics Learning Disability) Dalam Menyelesaikan Masalah Aritmatikaen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record