dc.description.abstract | Kemampan memecahkan masalah merupakan salah satu kompentensi yang
harus dimiliki oleh siswa. Melalui latihan menyelesaikan soal pemecahan
masalah, siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya dalam
menyelesaikan permasalah yang terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Soal-soal pemecahan masalah matematika biasanya dikemas dalam bentuk soal
cerita. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas VB, masih
banyak siswa kelas VB SDN Sumbersari 01 Jember yang mengalami kesulitan
dan belum bisa menyelesaikan soal cerita yang diberikan oleh guru. Berdasarkan
uraian tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Berapakah
persentase masing-masing jenis kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita
menurut Polya pokok bahasan volume kubus dan balok pada siswa kelas V SDN
Sumbersari 01 Jember? (2) Apakah faktor penyebab kesalahan dalam
menyelesaikan soal cerita pokok bahasan volume kubus dan balok pada siswa
kelas V SDN Sumbersari 01 Jember?
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SDN
Sumbersari 01 Jember pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Subjek
penelitian adalah siswa kelas VB dengan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 41
siswa dengan rincian 23 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan volume kubus dan balok diketahui dari hasil pekerjaan siswa. Hasil tes
yang dikerjakan oleh siswa kemudian dihitung persetanse masing-masing jenis
kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Setelah diperoleh data hasil persentase
masing-masing jenis kesalahan yang dilakukan siswa, maka data tersebut
dianalisis sesuai dengan kesalahan yang dilakukan, kemudian dicari faktor-faktor
penyebab dari kesalahan yang dilakukan oleh siswa menggunakan instrumen
penelitian berupa wawancara.
Berdasarkan hasil analisis didapat persentase dari kesalahan memahami
masalah yaitu kesalahan menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanya
berturut-turut adalah 23,8% dan 29,9% dengan rata-rata sebesar 26,8%. Faktor
penyebabnya adalah siswa tidak memahami soal cerita dengan benar, siswa tidak
terbiasa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal yang
diberikan, dan siswa kurang teliti dalam membaca soal.
Persentase kesalahan menyusun rencana yaitu kesalahan menentukan
rumus dan kesalahan menentukan langkah penyelesaian berturut-turut adalah
41,5% dan 43,9% dengan rata-rata sebesar 42,7%. Faktor penyebabnya adalah
siswa tidak terbiasa menuliskan rencana dalam menyelesaikan soal, siswa tidak
mampu memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan soal, dan siswa tidak
mampu menerjemahkan kalimat pada soal ke dalam kalimat matematika.
Persentase kesalahan melaksanakan rencana yaitu kesalahan melaksanakan
rencana, melakukan perhitungan, dan menentukan kesimpulan berturut-tuut
adalah 54,9%, 59,1%, dan 64% dengan rata-rata sebesar 59,3%. Faktor
penyebabnya adalah siswa tidak hafal rumus matematika dalam menyelesaikan
soal, siswa tidak menyelesaikan soal sesuai dengan rencana yang telah dibuat,
siswa salah dalam proses perhitungan, dan siswa tidak terbiasa membuat kalimat
kesimpulan.
Persentase kesalahan memeriksa kembali yaitu kesalahan langkah
penyelesaian, kesalahan perhitungan, dan kesalahan memperoleh jawaban akhir
berturut-turut 63,4%, 66,5%, dan 69,5% dengan rata-rata sebesar 66,5%. Faktor
penyebabnya adalah siswa tidak terbiasa memeriksa kembali jawaban, siswa tidak
memperoleh jawaban akhir yang tepat, dan siswa tidak terbiasa
menginterpretasikan jawaban yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa secara berturutturut yaitu kesalahan memeriksa kembali jawaban yang diperoleh, kesalahan
melaksankan rencana, kesalahan menyusun rencana dan kesalahan memahami
soal | en_US |