dc.description.abstract | Penggunaan pestisida yang kurang tepat masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
utama di banyak negara berkembang. Hampir dua pertiga kematian di dunia disebabkan oleh
penyakit yang tidak menular, salah satunya adalah akibat yang signifikan adalah penggunaan
pestisida yang tidak aman. Beberapa contoh kasus penggunaan pestisida yang tidak aman di
Negara-negara berkembang, seperti penggunaan pestisida kimia yang dilarang oleh
Pemerintah, penyemprotan pestisida yang berlebihan, kurangnya kesadaran dalam memakai
perlindungan diri, penyimpanan pestisida yang salah, penanganan wadah pestisida yang tidak
tepat dan, dalam kasus yang ekstrim, adalah penggunaan kembali wadah pestisida yang
sebagai tempat makanan atau minuman seperti yang dilaporkan 35,4% dan 77,2% petani
yang ada di Negara Nigeria dan Ethiopia. Alat Pelindung Diri (APD) secara subtansial dapat
mengurangi paparan risiko dari penyemprotan pestisida, tetapi kepatuhan dalam
menggunakannya sangat rendah, khususnya di kalangan petani. Studi ini merupakan literature
review dengan hasil bahwa perilaku merupakan faktor utama dalam hubungannya dengan
kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petani. Perilaku terbentuk dari dua
faktor utama: pengetahuan dan sikap, dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku
seperti informasi tentang APD, pengalaman keracunan, kesediaan (niat) petani untuk
menggunakan APD. Faktor tidak tersedianya APD, harga APD yang tinggi, kurangnya
penggunaan oleh tetangga atau kolega, dan ketidaktahuan APD dalam pelatihan
perpanjangan, juga mempengaruhi kepatuhan dalam penggunaan APD. | en_US |