dc.description.abstract | Pembelajaran sejarah memiliki tujuan penting yang harus dicapai, antara lain: (1) materi pelajaran sejarah harus mampu mengembangkan integritas dan jati diri peserta didik; (2) adanya rangsangan-rangsangan baik untuk dapat mengembangkan motivasi belajarnya; (3) memberi peluang kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas secara kompetitif serta menumbuhkan rasa percaya diri; (4) pembelajaran sejarah harus mampu menumbuhkan sikap positif, kerja keras dan tanggung jawab. Melihat tersebut, maka kondisi ideal dalam pembelajaran sejarah diantaranya ialah dilakukan secara menyenangkan, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk aktif dalam belajar, rasa tanggung jawab dan kemandirian. Fakta di kelas, berdasarkan hasil penelitian pra-siklus kondisi yang ada di kelas XI IPS 2 MAN 1 Jember adalah sebagai berikut: (1) percaya diri 50%; (2) tanggung jawab 47,36%; (3) inisiatif 50%; (4) disiplin 46,71%; dan (5) ketuntasan hasil belajar peserta didik pada ulangan harian = 26,31%. Kondisi yang ada di kelas tersebut memiliki permasalahan terkait kemandirian dan hasil belajar. Hal tersebut didasarkan pada indikator kemandirian yang ada serta ketuntasan hasil belajar yang tergolong rendah. Berdasarkan kajian teori para ahli, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menerapkan model pembelajaran self directed learning. Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah: (1) bagaimanakah penerapan model pembelajaran self directed learning dapat meningkatkan kemandirian belajar; (2) bagaimanakah penerapan model pembelajaran self directed learning dapat meningkatkan hasil belajar sejarah peserta didik kelas XI IPS 2 MAN 1 Jember. Tujuan dalam penelitian ini ialah: (1) untuk menganalisis peningkatan kemandirian belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran self directed learning; (2) untuk untuk menganalisis peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran self directed learning. Penelitian ini bermanfaat untuk beberapa pihak diantaranya: bagi peserta didik, pendidik, peneliti lain, dan bagi sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Objek penelitian ini adalah kelas XI IPS 2 MAN 1 Jember dengan jumlah peserta didik 38 anak. Model penelitian yang digunakan ialah model action research Kemmis & Taggart. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah: (1) ketuntasan klasikal kemandirian belajar pra-siklus = 48,51% meningkat 3,29% menjadi 51,80% pada siklus 1, pada siklus 1 = 51,80% meningkat 23,2% menjadi 75% pada siklus 2, dan pada siklus 2 = 75% meningkat 4,76% menjadi 79,76% pada siklus 3; dan (2) ketuntasan hasil belajar pra-siklus = 26,31% meningkat 7,9% menjadi 34,21% pada siklus 1. Pada siklus 1 = 34,21% meningkat 36,84% menjadi 71,05% pada siklus 2. Terakhir pada siklus 2 = 71,05% meningkat 21,05% menjadi 92,10% pada siklus 3. Kesimpulan dari penelitian ini ialah penerapan model pembelajaran self directed learning dapat meningkatakan kemandirian dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 2 MAN 1 Jember. Pada penelitian ini memiliki kelemahan dari segi manajemen waktu, kurangnya sumber belajar mandiri yang memadai serta sulit mengontrol kelas, sehingga untuk peneliti selanjutnya saya rekomendasikan untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi kedepannya | en_US |