Show simple item record

dc.contributor.advisorSuharijadi, Didik
dc.contributor.advisorHaryanto, Dwi
dc.contributor.authorNAFI’AH, Faiqotun
dc.date.accessioned2019-04-10T01:58:52Z
dc.date.available2019-04-10T01:58:52Z
dc.date.issued2019-04-10
dc.identifier.nimNIM130110401040
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90260
dc.description.abstractFenomena tentang masalah diskriminasi antara kaya dan miskin masih sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dapat dilihat dari satu pelayanan publik yang ada di Indonesia, yaitu pelayanan publik dalam bidang kesehatan. Di mana sebagian masyarakat miskin tidak mendapat pelayanan kesehatan dengan baik. Selain masalah kesehatan, hal lain yang berkaitan dengan masyarakat miskin adalah pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan membuat sebagian masyarakat miskin tidak mampu menyekolahkan putra-putrinya hingga ke perguruan tinggi. Hal ini membuat sebagian anak-anak harus mengubur citacitanya karena tidak bisa meneruskan sekolahnya. Dalam beberapa hal, cita-cita bisa dikaitkan secara langsung dengan profesi. Salah satu profesi yang banyak dicita-citakan oleh anak-anak adalah dokter. Hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah peminat jurusan kedokteran di beberapa universitas besar di Indonesia. Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), jumlah seluruh dokter di Indonesia saat ini mencapai 199.630 per 04 Agustus 2018. Jumlah tersebut meliputi 128.737 Dokter Umum, 30.803 Dokter Gigi, 36.412 Dokter Spesialis, dan 3.678 Dokter Gigi Spesialis (KKI, 2018). Jumlah tersebut dapat berubah sewaktu-waktu seiring dengan bertambahnya lulusan kedokteran. Dari sekian banyak jumlah dokter, tidak semuanya bersedia untuk ditempatkan di puskesmas dan pelosok. Hal ini yang menyebabkan masyarakat kecil tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Skenario film fiksi Dokter ini mengangkat sebuah cerita tentang seorang anak perempuan yang bercita-cita menjadi dokter setelah membaca berita tentang penolakan sebuah rumah sakit terhadap pasien miskin. Namun niat baiknya berubah menjadi pembalasan dendam ketika ayahnya meninggal di puskesmas karena keterlambatan penanganan. Skenario berdurasi 90 menit ini mengangkat tema perjuangan yang dibalut unsur balas dendam, persahabatan, dan percintaan dengan 7 tokoh dominan di dalamnya. Tokoh-tokoh yang menggerakkan cerita dalam skenario ini antara lain: Aisyah Baheera Ulfah (tokoh utama – 18 tahun), Suryani (ibu Aisyah – 45 tahun), Martoko (ayah Aisyah – 60 tahun), Danu Mahendra (pacar Aisyah – 23 tahun), Fania Larasati (sahabat Aisyah – 18 tahun), Sulistyani (bibi Aisyah – 37 tahun), dan Rahayu (ibu Danu – 43 tahun).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries130110401040;
dc.subjectFilm Dokteren_US
dc.subjectKonflik Ceritaen_US
dc.subjectDramatiken_US
dc.titlePenulisan Skenario Film Dokter Dengan Konflik Cerita Sebagai Salah Satu Unsur Penunjang Dramatiken_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record