dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengembangan sastra lisan berbasis industri kreatif
di Banyuwangi yang berkembang secara otonom bersama dengan seni tradisi dan modern, seperti
janger, fesyen, tari, dan lagu. Dengan metode etnografi, penelitian diawali inventarisasi data pustaka
dan
dilengkapi
data
lapangan
melalui
wawancara,
observasi,
dan
partisipasi.
Kisah
Sri
Tanjung
Sidopekso
menjadi
lakon
janger
dan
tema
Banyuwangi
Ethno
Carnival.
Mantra
jaran
goyang
bermetamorfosis
menjadi
tari
dan
lagu.
Berbagai
industri
kreatif
tersebut
berpotensi
sebagai
sumber
rekonstruksi
sastra
lisan.
Pada
masyarakat
pesisir
berkembang
sastra
lisan
yang
berkaitan
dengan
budaya
bahari.
Di
Muncar
Banyuwangi,
ritual
petik
laut
menggunakan
mantra
dan
simbol-simbol
budaya
bahari,
seperti
mantra,
ziarah
ke
makam
pendiri
perkampungan
nelayan
Muncar,
sedangkan
di
Payangan
Jember,
kisah
pendiri
perkampungan
nelayan
dihormati
dengan
melantunkan
macapat
babad
Marsodo.
Semua
itu
bermakna
saat
menjadi
tindakan,
pengetahuan,
pengalaman,
dan
penghayatan
masyarakat
pendukungnya.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
sastra
lisan
berpotensi
menginspirasi industri kreatif. Sebaliknya, industri kreatif berpotensi menjadi sumber untuk
melakukan rekonstruksi sastra lisan yang memperkaya ragam dan versi masing-masing. | en_US |