Perbedaan Kejadian Inersia Uteri antara Persalinan Disertai dan Tanpa Disertai Anemia di RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data World
Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 adalah
216 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah tertinggi berada di negara
berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Menurut survei demografi dan
kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian ibu pada tahun 2007 yaitu sebesar
228 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data survei kesehatan rumah tangga
(SKRT) pada tahun 2001, penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia
adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Sedangkan
penyebab tidak langsung dari kematian ibu antara lain kurang energi kronis
(KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian
anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko kematian ibu dibandingkan
dengan ibu yang tidak menderita anemia. Target yang harus dicapai pada tahun
2010 untuk AKI sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup dengan cara
mengurangi penyebab tidak langsung, seperti anemia (Dinas Kesehatan Jawa
Timur, 2012). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11 g/dl (WHO, 2015). Secara umum, penyebab utama
anemia pada kehamilan adalah defisiensi zat besi pada ibu hamil yang
menyebabkan kadar hemoglobin menjadi rendah dan tidak dapat mencukupi
kebutuhan tubuh akan oksigen untuk perfusi ke jaringan. Hal ini mengakibatkan
metabolisme energi didalam otot terganggu dan terjadi penumpukkan asam laktat
yang menyebabkan rasa lelah dan melemahnya kontraksi myometrium. Pada saat
persalinan, anemia dapat menyebabkan kontraksi uterus yang tidak adekuat yang
disebut dengan inersia uteri dan ditandai dengan perpanjangan fase persalinan
(Price, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kejadian inersia uteri antara persalinan disertai dan tanpa disertai anemia di RSD dr.
Soebandi Jember. Manfaat penelitian ini diantaranya bagi masyarakat umum,
dinas kesehatan, RSD Dr. Soebandi, bagi institusi Fakultas Kedokteran
Universitas Jember dan bagi peneliti diharapkan dapat menambah pengetahuan,
wawasan, dan pengalaman di bidang Obstetri dan Ginekologi khususnya tentang
kejadian inersia ueteri dan anemia pada persalinan.
Rancangan penelitian yang dipakai adalah metode penelitian survei
analitik observasional dengan desain penelitian cross sectional. Populasi
penelitian adalah seluruh ibu hamil yang telah mengalami persalinan dan tercatat
dalam rekam medis di RSD dr. Soebandi Jember periode 1 Januari 2017 – 31
Desember 2017. Sampel dari penelitian ini adalah ibu yang telah mengalami
persalinan dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dilakukan dengan cara
memilih sampel dari rekam medis yang memenuhi kriteria penelitian baik inklusi
maupun eksklusi dari kurun waktu periode 1 Januari 2017 sampai dengan 31
Januari 2017 sampai jumlah sampel terpenuhi. Sebanyak 76 sampel didapatkan
dari setiap bulan, sehingga diperoleh masing-masing 3 sampel anemia dan 3
sampel tidak anemia setiap bulannya. Dengan demikian, peneliti menggunakan
penggabungan antara metode stratified, cluster dan consecutive sampling.
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini ialah data sekunder. Data
sekunder akan diperoleh peneliti dengan melihat rekam medis dari ibu hamil yang
telah mengalami persalinan. Data demografi berupa usia ibu hamil dan paritas.
Data klinis berupa kejadian inersia uteri dan data laboratoris berupa kadar
hemoglobin. Pada analisis data dengan uji Chi Square (X²) maka diperoleh nilai
significancy sebesar 0,011. Oleh karena nilai <0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna
pada kejadian inersia uteri antara persalinan disertai dan tanpa disertai anemia di
RSD dr. Soebandi Jember.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1508]