Perbedaan Pengaruh Core Stability Exercise dan Mc. Kenzie Exercise Untuk Menurunkan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (NPB) Studi Pada Pengrajin Tasbih Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember
Abstract
Industri rumah tangga merupakan salah satu usaha yang memiliki risiko
kesehatan yang sangat tinggi. Desa Tutul merupakan desa dengan sebutan sentra
kerajinan tasbih terbesar di Jember.Penyakit akibat kerja yang sering ditemukan
pada industri tasbih yaitu keluhan nyeri punggung bawah. Pemberian back
exercise akan menurunkan nyeri yang dirasakan oleh pengrajin tasbih yang
mengalami keluhan nyeri punggung bawah. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis perbedaan pengaruh pemberian back exercise dalam menurunkan
keluhan nyeri pungggung bawah di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten
Jember khususnya pada industri rumah tangga A dan industri rumah tangga B.
Pengukuran keluhan nyeri punggung bawah diperoleh dari wawancara
menggunakan Nordic body map questionnaire. Jenis penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan menggunakan pendekatan non-equivalent control group
deign. Pre-test diberikan pada saat pengrajin bekerja pada minggu ke-1 hari
pertama. Back exercise diberikan dalam seminggu 3 kali selama 2 minggu. Jumlah
perlakuan menggunakan rumus Federer dalam Hanafiah yang terdiri dari 3
perlakuan dengan 8 kali pengulangan yaitu kelompok kontrol, kelompok P1
(CSE), dan kelompok P2 (MKE). Variabel bebas yang diteliti meliputi usia, masa
kerja, jenis kelamin, kebiasaan olahraga, dan back exercise. Sedangkan variabel
terikatnya adalah keluhan nyeri punggung bawah. Teknik pengumpulan data
penelitian ini dilakukan dengan wawancara. Analisis data menggunakan 3 uji
statistik, yang pertama Wilcoxon untuk membandingkan sebelum dan sesudah diberikan back exercise. Kedua uji statistik Kruskal Wallis Test yang digunakan
untuk membandingkan post-test dari ketiga kelompok. Ketiga uji statistik U
Mann-Whitney yang digunakan untuk membandingkan pengaruh dari metode
Core Stability Exercise dan Mc. Kenzie Exercise.
Berdasarkan karakteristik responden, pengrajin mayoritas berusia 25-34
tahun, masa kerja pengrajin lebih banyak <5 tahun, jenis kelamin pada pengrajin
tasbih lebih banyak perempuan, mayoritas pengrajin tasbih tidak melakukan
kebiasaan berolahraga. Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon yang digunakan
untuk membandingkan sebelum dan sesudah pemberian back exercise
menggunakan metode CSE diperoleh hasil p-value<α (0,05) yaitu 0,009 sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pemberian CSE
dalam menurunkan keluhan nyeri punggung bawah. Berdasarkan hasil uji statistik
Wilcoxon yang digunakan untuk membandingkan sebelum dan sesudah pemberian
back exercise menggunakan metode MKE diperoleh hasil p-value<α (0,05) yaitu
0,046 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pemberian MKE dalam menurunkan keluhan nyeri punggung bawah. Metode
CSE lebih baik menurunkan keluhan nyeri punggung bawah dibandingkan dengan
metode MKE hal tersebut dibuktikan dengan perolehan rata-rata CSE (1,38) lebih
besar menurunkan keluhan nyeri punggung bawah dibandingkan dengan metode
MKE (0,50).
Saran yang dapat diberikan peneliti kepada pemilik industri A dan industri
B untuk memberikan back exercise dengan metode CSE pada pekerja sebelum
melakukan pekerjaan serta mendaftarkan para pekerja ke BPJS Ketenagakerjaan
untuk mendapatkan kompensasi jika terjadi MSD‟s dan KAK. Bagi pengrajin
tasbih yang mengalami nyeri setelah diberikan back exercise sebaiknya
melaporkan kepada pemilik, menghubungi ahli medis agar mendapatkan
penanganan yang lebih intensif, serta mendaftarkan diri ke BPJS Kesehatan agar
mendapatkan bantuan untuk berobat. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dapat
memperkecil bias atau kesalahan dari peneliti sebelumnya.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]