Kajian Keterlambatan Pengajuan Klaim Pelayanan Rawat Jalan Pasien Bpjs Kesehatan Di Rsud Blambangan Tahun 2017
Abstract
Program Jaminan Kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan
merupakan bentuk tanggungjawab dari pemerintah untuk menjamin seluruh rakyat
agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Rumah sakit sebagai FKRTL
bekerjasama dengan BPJS untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengakses
pelayanan kesehatan. BPJS membayar menggunakan sistem paket INA-CBGs
pada FKRTL. Rumah sakit mengajukan klaim kepada BPJS paling lambat tanggal
10 bulan berikutnya dan pihak BPJS Kesehatan wajib membayar paling lambat 15
hari kerja sejak dokumen klaim diterima. RSUD Blambangan sebagai rumah sakit
kelas B selalu mengalami keterlambatan dalam pengajuan klaim karena
banyaknya kasus. Pada pelayanan rawat jalan per satu tanggal pelayanan
mencapai 400-500 kasus dan pengumpulan berkas klaim harus dikumpulkan
setelah jam pelayanan selesai atau pada hari itu juga. Tujuan dari penelitian ini
yaitu mengkaji faktor keterlambatan pengajuan klaim pelayanan rawat jalan
pasien BPJS Kesehatan di RSUD Blambangan Tahun 2017 dilihat dari faktor
input, proses dan output.
Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian studi kasus dengan
pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji keterlambatan pengajuan
klaim rawat jalan pasien BPJS Kesehatan. Pengambilan data dilakukan dengan
cara wawancara mendalam ke kepala unit administrasi klaim, kepala bidang
keuangan, petugas loket klaim, petugas koding, petugas verifikator Rumah
Sakit/petugas grouping, tim antifraud, petugas verifikator BPJS dan petugas
rekam medis. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu lembar
panduan wawancara mendalam. Analisis data dilakukan secara deskriptif tanpa
melakukan uji data statistik. Hasil dari penelitian ini pada variabel input diketahui bahwa sumber daya
manusia pada pengelolaan klaim di RSUD Blambangan Banyuwangi pada bagian
koding, grouping, dan verifikator BPJS Kesehatan masih terbatas dan sebagian
besar petugas belum pernah mendapatkan pelatihan. SOP hanya berupa alur
proses pengajuan klaim, software INA-CBGs yang digunakan dalam proses klaim
masih sering mengalami server down. Pada variabel proses diketahui hambatan
pada proses pengelolaan klaim pelayanan rawat jalan di RSUD Blambangan
berupa keterlambatan penyerahan berkas klaim dari poli ke bagian loket klaim,
tulisan dokter atau perawat yang tidak jelas serta proses pengecekan koding
dilakukan secara manual sehingga butuh waktu yang lama, proses verifikasi data
txt file kadang tidak bisa dibuka dan rumah sakit terlambat menyerahkan berkas
kepada verifikator BPJS Kesehatan atau pengajuannya melebihi tanggal 10 setiap
bulannya. RSUD Blambangan terlambat dalam mengajukan klaimnya karena
adanya miskoordinasi internal tim. Kadang-kadang terjadi ketidaksesuaian jumlah
kasus dengan berkas klaim yang akan diajukan. Ketidaksesuaian jumlah tersebut
dikarenakan berkas hilang terbawa pulang pasien. Pengajuan klaim rawat jalan
tidak pernah ditolak oleh BPJS Kesehatan, namun terjadi claim pending setiap
bulannya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan pada
pengajuan klaim pelayanan rawat jalan di RSUD Blambangan, perlu dilakukan
analisis beban kerja sebagai dasar penambahan SDM khususnya pada coder,
petugas grouping, dan verifikator BPJS. Mengadakan pelatihan bagi semua
petugas klaim guna meningkatkan kompetensi petugas. Untuk mengatasi server
down diperlukan peningkatan dan perbaikan sarana prasarana terutama jaringan
internet di RSUD Blambangan serta perlu pembuatan SOP pengisian resume
medis kelengkapan berkas klaim untuk dokter dan perawat di tiap poli agar tidak
lagi terlambat dalam menyetorkan berkas klaim ke bagian loket klaim. Selain itu,
peneliti juga menyarankan kepada BPJS Kesehatan segera melakukan sosialisasi
kepada FKRTL jika terdapat kebijakan baru mengenai klaim dan hendaknya
membayar FKRTL sesuai dengan kesepakatan dan ketentuan yang berlaku.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]