dc.contributor.author | Insani, Ain Yuanita | |
dc.contributor.author | Marchianti, Ancah Caesarina Novi | |
dc.contributor.author | Wahyudi, Septa Surya | |
dc.date.accessioned | 2019-01-21T07:23:58Z | |
dc.date.available | 2019-01-21T07:23:58Z | |
dc.date.issued | 2019-01-21 | |
dc.identifier.issn | 1412-4939 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89436 | |
dc.description | Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17 (2), 2018, 63 - 67 | en_US |
dc.description.abstract | Latar belakang:Serangan hama dan penyakit tanaman semakin meluas, sehingga para petani tidak dapat
menghindari penggunaan pestisida kimia. Pestisida kimia bersifat polutan dan mengakibatkan terbentuknya
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan organ. WHO memperkirakan ada 1,5 juta kasus keracunan
pestisida terjadi pada pekerja di sektor pertanian. Tubuh membutuhkan antioksidan untuk menanggulangi
radikal bebas akibat pestisida kimia. Salah satu antioksidan yang sering diukur untuk melihat dampak
peningkatan radikal bebas adalah glutation(GSH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efek
paparan pestisida kimia dan organik terhadap kadar GSH plasma pada petani padi.
Metode:Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan rancangan penelitiancross
sectional. Penelitian ini menggunakan sampel 30 orang, 15 orang petani organik di Desa Lombok Kulon
Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso dan 15 orang petani anorganik di Desa Dawuhan Kecamatan
Tenggarang Kabupaten Bondowoso. Pengambilan sampel darah dilakukan di vena mediana cubiti, selanjutnya
dilakukan pengukuran kadar GSH plasma menggunakan metode Elman. Uji statistika dilakukan dengan
menggunakan uji Unpaired T-test.
Hasil:Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar GSH plasma
petani anorganik dan organik p<0.05. Petani anorganik memiliki rata-rata kadar GSH plasma lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata kadar GSH plasma petani organik. Hal tersebut terjadi karena para petani
anorganik mendapatkan paparan polutan berlebih dari zat-zat kimia dalam pestisida kimia sedangkan petani
organik menggunakan bahan alami sehingga tidak menimbulkan residu dalam tubuh.
Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar GSH plasma pada kelompok petani anorganik dan
kelompok petani organik. Kadar GSH plasma petani anorganik lebih rendah dibandingkan dengan kadar GSH
plasma petani organik. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.subject | pestisida kimia | en_US |
dc.subject | pestisdia organik | en_US |
dc.subject | glutation (GSH) plasma | en_US |
dc.title | Perbedaan Efek Paparan Pestisida Kimia dan Organik terhadap Kadar Glutation (GSH) Plasma pada Petani Padi | en_US |
dc.type | Article | en_US |