Show simple item record

dc.contributor.advisorKristiningrum, Nia
dc.contributor.advisorPratoko, Dwi Koko
dc.contributor.authorJAYANTI, Erlinda Dwi
dc.date.accessioned2019-01-11T07:04:25Z
dc.date.available2019-01-11T07:04:25Z
dc.date.issued2019-01-11
dc.identifier.nimNIM142210101021
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89406
dc.description.abstractSalah satu penyakit yang banyak terjadi di Indonesia adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh mikroba yang bersifat patogen, salah satunya yaitu bakteri. Bakteri yang dapat menyebabkan infeksi antara lain Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. S. aureus dan E. coli merupakan bakteri flora normal pada manusia yang bisa bersifat patogen. S. aureus dapat menyebabkan staphylococcal scalded skin syndrome dengan kematian akibat penyakit tersebut pada anak-anak sangat rendah (1-5%), sedangkan pada orang dewasa lebih tinggi (50-60%); infeksi pada jaringan lunak, infeksi osteoartikular, bakteremia, endokarditis, pneumonia dan sepsis. Sedangkan E. coli dapat menyebabkan infeksi saluran kemih yaitu sebesar 90%, bakteremia, diare, meningitis, endokarditis, sepsis dan infeksi pada jaringan lunak. Terapi farmakologis infeksi bakteri biasanya dilakukan dengan penggunaan antibiotik, akan tetapi saat ini adanya kecenderungan tren pengobatan kembali ke alam (back to nature) dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai sumber pengobatan. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai antibakteri yaitu benalu pada mangga (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.). Dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi daun benalu mangga gadung terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus ATCC 6538 dan E. coli ATCC 25922 dengan menggunakan metode difusi sumuran. Fraksi yang digunakan yaitu fraksi heksana, etil asetat, dan residu yang diperoleh dari fraksinasi bertingkat menggunakan corong pisah. Kontrol negatif yang digunakan pada peneltian ini yaitu DMSO 10% dan kontrol positif disk gentamisin 10 μg. Berdasarkan hasil pengujian antibakteri ekstrak etanol daun benalu mangga gadung mampu menghambat S. aureus ATCC 6538 mulai konsentrasi 10% b/v dengan rerata diameter zona hambat 15,44 mm; sedangkan E. coli ATCC 25922 dihambat mulai konsentrasi 20% b/v dengan rerata diameter zona hambat 12,11 mm. Interpretasi zona hambat berdasarkan CLSI (2017) ekstrak etanol daun benalu pada inang mangga gadung menunjukkan sensitif terhadap S. aureus ATCC 6538 mulai konsentrasi 10%, sedangkan pada E. coli ATCC 25922 mulai konsentrasi 40%. Uji antibakteri fraksi heksana, etil asetat dan residu daun benalu mangga gadung terhadap kedua bakteri uji menunjukkan fraksi etil asetat paling tinggi menghambat kedua bakteri uji. Fraksi yang berpotensi paling tinggi menghambat bakteri S. aureus ATCC 6538 dan E. coli ATCC 25922 adalah fraksi etil asetat.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries142210101021;
dc.subjectAntibakterien_US
dc.subjectEkstrak Etanolen_US
dc.subjectFraksi Daun Benaluen_US
dc.titleUji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi Daun Benalu Mangga Gadung (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 6538 dan Escherichia coli ATCC 25922en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record