dc.description.abstract | Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin. Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan
mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Penyesuaian ini
sangat penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir .
Namun dalam beberapa kasus persalinan untuk menyelamatkan ibu dan bayi baru
lahir serta indikasi lainnya yang mengharuskan untuk dilakukan operasi sectio
caesarea. Dampak fisik atau dampak fisiologis yang sering muncul pada pasien
paska sectio caesarea ini terutama rasa nyeri akibat dari efek pembedahan. Nyeri
yang dirasakan dapat mengganggu istirahat tidur klien juga mengganggu aktivitas
sehari-hari sehingga pasien membutuhkan bantuan, kesulitan memberikan ASI
kepada bayinya secara mandiri dengan segera. Selain dampak fisik, tindakan
sectio caesarea juga menimbulkan dampak psikologis. Pada psikologis, akan
berkaitan dengan pemahaman nyeri selama hamil dan melahirkan. Stress pada
situasi ini menstimulasi system saraf simpatis untuk melepaskan neurotransmitter
hormonal noradrenalin dan adrenalin. Rasa nyeri yang muncul dapat menghambat
aktivitas (mobilisasi) klien dan menjadi salah satu alas an klien tidak mau
bergerak.
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan
keperawatan Post Operasi Sectio Caesarea pada Ny.N dan Ny.V dengan masalah
keperawatan hambatan mobilitas fisik. Metode yang digunakan dalam penulisan
laporan tugas akhir ini menggunakan desain laporan kasus yang menggunakan
pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi terhadap klien post op
Sectio Caesarea. Metode wawancara dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap persiapan,
tahap kerja, dan tahap terminasi. Metode observasi untuk mengobservasi
keadaaan klien antara lain rabaan, sentuhan dan pendengaran. Dan metode
dokumentasi menggunakan rekam medik klien dan asuhan keperawatan pada
kedua klien post op sectio caesarea dengan masalah keperawatan hambatan
mobilitas fisik.
Hasil yang didapatkan setelah dilaksanakan implementasi keperawatan
pada kedua klien adalah tujuan tercapai seluruhnya. Pada klien 1 pada hari ketiga
telah mampu berpindah tempat secara mandiri dengan tahap menggerakkan
panggul kanan kiri, bergerak dari posisi duduk ke posisi berdiri, postur tubuh
klien saat berjalan tidak membungkuk, klien dapat berpindah dari tempat tidur ke
kursi dan sebaliknya. Pada klien 2 pada hari ketiga telah mampu berpindah tempat
secara mandiri dengan tahap menggerakkan paggul kanan kiri, bergerak dari
posisi duduk ke posisi berdiri, postur tubuh klien saat berjalan tidak
membungkuk, klien dapat berpindah dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya.
Dari hasil tersebut, bagi peneliti selanjutnya mengenai Post Operasi Sectio
Caesarea dengan masalah keperawatan yang sama diharapkan untuk lebih
memfokuskan pada mobilisasi dini. Perawat juga dapat mengatasi nyeri post
sectio caesarea baik secara mandiri maupun secara kolaboratif dengan
menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan farmakologis dan pendekatan non
farmakologis. Pendekatan farmakologis merupakan pendekatan kolaborasi antara
dokter dengan perawat yang menekankan pada pemberian obat yang mampu
menghilangkan sensasi nyeri. Sedangkan pendekatan non farmakologis
merupakan pendekatan untuk menghilangkan nyeri dengan menggunakan teknik
manajemen nyeri yang meliputi, stimulasi dan massage kutaneus, terapi es dan
panas, stimulasi syaraf eliktris transkutan, distraksi, imajinasi terbimbing,
hipnosis, dan teknik relaksasi nafas dalam, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan dan klien dapat melakukan mobilisasi secara mandiri. Bagi perawat
diharapkan dapat menambah sumber wawasan dan menambah pengetahuan, serta
dapat mengaplikasikan pada klien untuk memberikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan post SC. Pada keluarga klien agar menjadikan pengalaman
untuk menambah wawasan keluarga dalam menangani post SC dengan perawatan
mobilisasi dini yang optimal. | en_US |