Show simple item record

dc.contributor.advisorPRASETYA W., Eko
dc.contributor.authorPRASETYO, Rico Eko
dc.date.accessioned2018-12-31T02:50:51Z
dc.date.available2018-12-31T02:50:51Z
dc.date.issued2018-12-31
dc.identifier.nim152303101075
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89261
dc.description.abstractAdanya kemudahan di bidang transportasi insiden kecelakaan lalu lintas ikut meningkat. Fraktur merupakan salah satu trauma yang disebabkan kecelakaan. Fraktur kruris merupakan fraktur yang sering terjadi.Salah satu penatalaksanaan pada pasien dengan fraktur kruris adalah dengan dilakukan pembedahan. Pasien pasca pembedahan (pasca operasi) merasakan nyeri hebat dan 75% penderita mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan akibat pengelolaan nyeri yang tidak adekuat. Apabila nyeri tidak ditangani maka akan menyebabkan peningkatan lama waktu rawat, waktu pemulihan, dan hasil yang buruk pada pasien. Kasus fraktur yang terjadi di dunia 1,3 juta orang karena kecelakaan lalulintas pada tahun 2011-2012, dari 84.774 kejadian cedera di Indonesia yang mengalami fraktur sebanyak 4.917 orang. Dan di Jawa Timur proporsi kejadian fraktur sebanyak 6%. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Haryoyo Lumajang dari bulan Januari-Desember 2015 tercatat sebanyak 65 kasus yang mengalami fraktur kruris, dan pada bulan JanuariDesember 2016 tercatat 56 kasus yang mengalami fraktur kruris. Nyeri pada post op fraktur dimulai dari tindakan operasi/invasif mengakibatkan inflamasi pada jaringan sekitar, meinmbulkan stimulus nosiseptif, stimulus ditransduksikan menjadi impuls yang dibawa ke medula spinalis,dan diproses oleh pusat menjadi pengalaman nyeri. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan perawat secara independen yaitu manajemen nyeri dengan penggunaan terapi nonfarmakologis,meliputi terapi relaksasi, TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), akupressur, hypnosis, kompres (dingin dan hangat), dan terapi musik. Metode pereda nyeri nonfarmakologis biasanya mempunyai resiko yang sangat rendah. Teknik relaksasi merupakan latihan pernafasan yang menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung dan ketegangan otot. Teknik relaksasi perlu di ajarkan beberapa kali agar mencapai hasil yang optimal dan perlunya instruksi mengunakan teknik relaksasi untuk menurunkan atau mencegah meningkatnya nyeri. Penelitian ini menggunakan desain laporan kasus penulis mengeksplorasi pengalaman perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada Tn. S dan Tn. A post op fraktur kruris dengan masalah perawatan nyeri akut di RSUD dr. Haryoto Lumajang. Partisipan dalam penyusunan studi kasus ini dengan kriteria diagnosis post op fraktur kruris, mengalami masalah keperawatan nyeri akut, menjalani rawat inap di ruang kenanga RSUD dr. Haryoto Lumajang, pasien post op minimal hari ke dua, pasien sadar dan bersedia menjadi partisipan. Penelitian ini dilakukan pada februari-maret 2018. Langkah-langkah dalam pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, studi dokumentasi, pemeriksaan fisik. Hasil laporan kasus yang didapatkan di ruang kenanga RSUD dr. Haryoto Lumajang menunjukkan dua pasien mampu mengenali kapan terjadi nyeri, mampu menggunakan tindakan penurunan nyeri tanpa analgesik, skala nyeri menurun mencapai skala 2-4, dan ekspresi wajah membaik. Kata kunci: Fraktur kruris, Nyeri akut, Manajemen nyerien_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKeperawatanen_US
dc.subjectFraktur Crurisen_US
dc.titleAsuhan Keperawatan pada Tn. S dan Tn. A Post Op Fraktur Kruris dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Ruang Kenanga RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018en_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record