Show simple item record

dc.contributor.advisorASTUTI, Anggia
dc.contributor.authorINDAHSARI, Nur
dc.date.accessioned2018-12-27T08:13:14Z
dc.date.available2018-12-27T08:13:14Z
dc.date.issued2018-12-27
dc.identifier.nim152303101040
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89239
dc.description.abstractPada bayi usia 3 bulan membutuhkan jumlah air terbesar dibandingkan usia bayi yang lain yaitu bayi membutuhkan air sekitar 140-160 per kg BB per hari (ml). Sehingga, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang dewasa. Salah satu kehilangan cairan berasal dari diare. Bila pada diare pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit cairan tubuh, yang disebut juga dengan dehidrasi. Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak menderita diare setiap tahunnya dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di negara berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi. Gambaran awal diare dimulai dengan bayi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.Tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja semakin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja semakin lama semakin asam sebagai akibat semakin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan gejala dehidrasi mulai tampak; yaitu berat badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Penelitian ini bertujuan untuk Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien Anak Diare Dengan Masalah Keperawatan Kekurangan Volume Cairan di Ruang Bougenville RSUD Dr. Haryoto Lumajang. Desain penelitian yang dipakai pada karya tulis ini adalah laporan kasus. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada kedua klien diare didapatkan 4 batasan karakteristik yang muncul dari 13 batasan karakteristik yaitu haus, penurunan haluaran urin, kelemahan, dan membran mukosa kering sehingga dapat diangkat masalah keperawatan kekurangan volume cairan. Intervensi keperawatan yang dilakukan pada kedua klien adalah manajemen cairan dan manajemen diare. Implementasi keperawatan yang dilakukan yaitu manajemen cairan meliputi menimbang popok, memonitor status hidrasi, menjaga intake/asupan yang akurat dan mencatat output, memberikan terapi IV. Manajemen diare meliputi menginstruksikan kepada ibu pasien untuk mencatat warna, volume; frekuensi; dan konsistensi tinja, mengukur diare atau output pencernaan. Pada tahap evaluasi keperawatan, terdapat 12 kriteria hasil yang tercapai pada kedua klien adalah membran mukosa lembab, keseimbangan intake dan output dalam 24 jam, kulit lembab, berat badan stabil, hematokrit normal (L 40 – 54 %, P 35 – 47 %), anak tidak tampak haus, frekuensi bab menjadi normal atau berkurang (< 4 kali/hari), konsistensi feses menjadi lunak berbentuk, bising usus normal : 5-35 x/menit, tidak ada nyeri saat BAB, warna feses kuning kecoklatan, tidak ada lendir dalam feses. Untuk mencapai 3 kriteria hasil yang direncanakan pada kedua klien diare pada anak dengan masalah keperawatan kekurangan volume cairan perlu dilakukan perawatan selama minimal 3 hari.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKeperawatanen_US
dc.subjectKeperawatan Anaken_US
dc.subjectDiareen_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Pada An.Z dan An.H Dengan Diare Dengan Masalah Keperawatan Kekurangan Volume Cairan Di RSUD dr.Haryoto Lumajang Tahun 2018en_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record