Implementasi Metode Forward Chaining dan Backward Chaining Pada Sistem Informasi Penentu Kualitas dan Kelayakan Produksi Gula
Abstract
Pabrik gula Asembagus merupakan salah satu perusahaan keteknikan
pertanian di Indonesia yang mengolah tebu menjadi gula. Jika dilihat dari jumlah
produksinya dapat disimpulkan bahwa sektor perkebunan wilayah Asembagus dan
sekitarnya merupakan salah satu mata pencaharian yang menjanjikan bagi setiap
masyarakat sekitarnya. Setiap kali musim panen pabrik gula Asembagus melakukan
pencatatan terhadap kualitas gula yang didapatkan. Salah satu kendala ialah para
petugas produksi kesulitan melakukan pelaporan jumlah produksi dan kualitas gula
kepada pimpinan perusahaan. Karena selama ini proses penentuan kualitas gula dan
juga rekap produksi gula masih dalam bentuk manual. Sehingga memakan waktu,
mempersulit kerja petugas produksi, keamanan data dari setiap laporan masih tidak
terpantau, serta pelaporan terhadap pimpinan perusahaan sedikit terhambat. Oleh
sebab itu dibutuhkan sebuah sistem informasi untuk mengatasi masalah tersebut.
Seperti proses penentun kualitas gula, mengamankan data laporan kualitas produksi
gula, dan pelaporan terhadap pimpinan perusahaan agar lebih efisien waktu dan
pekerjaan. Dalam penelitian ini menggunakan metode Forward Chaining (runut
maju) dan Backward Chaining (runut balik). Metode Forward Chaining (runut
maju) dipilih karena mampu mencocokkan kriteria kualitas gula yang termasuk
kualitas gula nomor 1 atau kualitas gula nomor 2 dengan berdasarkan ketentuan
P3G1(PUSAT PENELITIAN PERKEBUNAN GULA INDONESIA). Pemilihan
metode tersebut dikarenakan Forward Chaining berdasarkan dengan data yang ada
untuk menuju sebuah kesimpulan. Lebih tepatnya penarikan kesimpulan didasarkan
dengan adanya beberapa data yang telah disediakkan. Metode Backward Chaining
(runut balik) digunakan untuk validasi dari metode pertama. Pada metode tersebut
menganut teori runut balik. Sehingga, kesimpulan yang sudah didapat akan dirunut
balik sehingga menghasilkan data-data yang valid sesuai dengan persyaratan
kualitas gula.
Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap yaitu, tahap pengumpulan data, tahap
analisis, dan tahap pengembangan sistem. Tahap pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara dengan pihak pabrik gula Asembagus lebih tepatnya kepada
petugas produksi. Tahap analisis dilakukan dengan mencocokkan data kriteria
kualitas gula menggunakan metode Forward Chainning (runut maju), sehingga
ditemukan apakah gula termasuk GKP1 (Gula Kualitas 1) atau GKP2 (Gula
Kualitas 2). Setelah itu untuk membuktikan bahwa hasil metode pertama sesuai
dengan ketentuan P3GI maka dilakukan validasi data menggunakan metode kedua
yakni Backward Chaining (runut balik). Tahap pengembangan dilakukan dengan
membangun sebuah sistem penentu kualitas gula berbasis web. Hasil dari penelitian
ini adalah sistem yang dapat menentukan kualitas gula dengan kriteria yang sudah
ditentukan serta menampilkan grafik produksi dari tahun ke tahun di pabrik gula
Asembagus tersebut dalam beberapa periode.