dc.description.abstract | Pengeringan merupakan salah satu tahap pengolahan kakao yang sangat
menentukan mutu biji akhir yang dihasilkan. Proses pengeringan yang dilakukan
di PTPN XII Kebun Kotta Blater ada dua cara yaitu pengeringan langsung (cocoa
dryer) dan pengeringan yang diawali dengan penjemuran (kombinasi). Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efisiensi panas pada
pengeringan biji kakao lindak dan mengetahui karakteristik dari dua cara
pengeringan yang dilakukan di PTPN XII Kebun Kotta Blater.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan untuk
pengukuran kadar air awal bahan kemudian dilanjutkan dengan penelitian utama
pada proses pengeringan biji kakao lindak di PTPN XII Kebun Kotta Blater. Pada
proses pengeringan dilakukan pengamatan atau pengukuran berat sampel, kadar
air, suhu, kelembaban relatif (RH) pada setiap jamnya, serta lama pengeringan
dan kebutuhan bakar yang digunakan pada setiap proses pengeringan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai efisiensi panas pada pengeringan langsung
(cocoa dryer) sebesar 32,510%, sedangkan pada pengeringan kombinasi sebesar
24,775%. Dari kedua cara pengeringan ini mempunyai karakteristik (kelebihan
dan kekurangan) yang berbeda. Pada pengeringan langsung (cocoa dryer)
kelebihannya yaitu tidak tergantung pada cuaca, suhu dapat dikendalikan, tidak
membutuhkan lahan yang luas dan pengawasannya lebih mudah. Sedangkan
kekurangannya yaitu membutuhkan bahan bakar yang relatif lebih banyak, warna
dari biji kakao yang dihasilkan akan pucat, jika suhu pengeringannya terlalu besar
akan menimbulkan case hardening. Pada pengeringan kombinasi juga mempunyai
kelebihan yaitu penggunaan bahan bakar lebih sedikit, terjadi pembentukan aroma
dan warna coklat yang merata. Sedangkan kekurangan dari pengeringan
kombinasi yaitu tergantung pada cuaca, membutuhkan lahan yang relatif luas,
membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan pengawasannya relatif sulit. | en_US |