• Login
    View Item 
    •   Home
    • LECTURER SCIENTIFIC PUBLICATION (Publikasi Ilmiah)
    • LSP-Conference Proceeding
    • View Item
    •   Home
    • LECTURER SCIENTIFIC PUBLICATION (Publikasi Ilmiah)
    • LSP-Conference Proceeding
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Puncak Keemasan Budaya Masyarakat Bondowoso Era Raden Bagoes Assra Sampai Era Kolonial

    Thumbnail
    View/Open
    F. IB_Prosiding_Latifatul Izzah_Puncak Keemasan Budaya.pdf (6.741Mb)
    Date
    2018-12-18
    Author
    Izzah, Latifatul
    Suharto, Suharto
    Afiah, Neneng
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Bondowoso adalah sebuah wilayah yang unik dan menarik untuk dikaji, aset alam dan sumberdaya manusianya mempunyai karakteristik yang unik. Kolaborasi antar etnik yang ada di dalamnya, melahirkan perpaduan budaya yang harmoni. Hidup berdampingan atas support dan proteksi penguasa Bondowoso. Berawal dari era Bupati pertama Bondowoso Raden Bagoes Assra sampai era masuknya para partikelir pada masa kolonial. Penelitian ini dibedah dengan menggunakan Teori Challenge and Response karya Arnold Joseph Toynbee dan diformulasikan dengan Metode Sejarah. Arnold Joseph Toynbee berpendapat bahwa budaya bisa muncul karena tantangan dan respon antara manusia dan alam sekitarnya. Pertumbuhan dan perkembangan suatu kejadian dikembangkan oleh sebagian kecil dari pihak pihak kebudayaan itu. Metode Sejarah digunakan untuk menggambarkan dukungan dari penguasa terhadap munculnya budaya dalam masyarakatnya. Penelitian ini didasarkan atas dua kelompok data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari manuskrip yang sezaman, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai tempat dan meliputi karya-karya terpublikasi, hasil penelitian, dan laporan-laporan pemerintah terkait dengan permasalahan yang diteliti. Populasi yang dijadikan fokus adalah masyarakat Kabupaten Bondowoso. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa migrasi orang-orang Madura dan Jawa ke wilayah Bondowoso untuk mendapatkan pekerjaan, serta banyaknya etnis Cina yang menguasai perekonomian dan pemerintahan melahirkan budaya budaya yang saling melengkapi. Munculnya budaya kerapan sapi, aduan sapi dan budaya Jawa serta hidupnya budaya Cina terus dipelihara dan diproteksi para penguasanya. Intensitas hiburan tersebut disuguhkan baik oleh Bupati Bondowoso Raden Bagoes Assra maupun pada era berikutnya yaitu para partikelir Belanda maupun Inggris yang menyewa lahan lahan di Bondowoso.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89076
    Collections
    • LSP-Conference Proceeding [1877]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository