• Login
    View Item 
    •   Home
    • LECTURER SCIENTIFIC PUBLICATION (Publikasi Ilmiah)
    • LSP-Books
    • View Item
    •   Home
    • LECTURER SCIENTIFIC PUBLICATION (Publikasi Ilmiah)
    • LSP-Books
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Karesidenan Madiun Pada Masa Cultuurstelsel 1830-1870

    Thumbnail
    View/Open
    F. IB_Buku_Latifatul Izzah_Karesidenan Madiun Pada Masa Cultuurstelsel.pdf (1.295Mb)
    Date
    2018-12-14
    Author
    Izzah, Latifatul
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Buku ini memberikan informasi tentang eksploitasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda di wilayah Karesidenan Madiun. Uniknya, para Bupati di Karesidenan Madiun mensupport usaha Belanda untuk mengeksploitasi wilayah Karesidenan Madiun. Para Bupati menyerahkan tanah lungguh miliknya beserta cacahnya pada pemerintah Kolonial Belanda. Mereka mendapat ganti rugi berupa gaji bulanan yang dibayarkan oleh pemerintah Kolonial Belanda. Spirit ini yang menggerakkan Bupati untuk memerintahkan para Bekel yang berada di wilayahnya untuk patuh pada pemerintah Kolonial. Sempurna sudah yang didapatkan Belanda di Karesidenan Ma diun. Langkah awal yang dilakukan Belanda adalah memilih tempat-tempat yang subur yang dekat dengan irigasi untuk dita nami tebu sebagai tanaman agroindustri. Sekaligus mewajibkan masyarakatnya untuk menanam kopi. Untuk memaksimalkan hasil yang didapatkan dengan cara merubah pola penguasaan tanah. Dari kepemilikan individu menjadi kepemilikan komunal. Efek yang diinginkan adalah kelonggaran masyarakat untuk tidak memikirkan warisan kepada keturunannya. Begitu juga dengan penanaman kopi, yang jarak tanamnya jauh dari tempat tinggal penduduk memungkinkan rumah tangga di Karesidenan Madiun berpindah di hutan hutan tempat penanaman kopi. Mereka biasanya berbulan bulan mengerjakan keperluan untuk tanaman kopi, mulai dari pembersihan hutan, menanam bibitnya, menyiram, memindahkan tanaman kopi ke lahan yang sudah disiapkan, memanen, memproses sampai menjadi kopi berasan, mem butuhkan waktu berbulan bulan. Efek jangka panjangnya adalah tumbuhnya jumlah penduduk sebagai akibat para wanita dipisahkan dari keturunannya untuk membantu suami di hutan hutan tempat menanam kopi. Berpisahnya para wanita dari keturunannya memudahkan para wanita-wanita tersebut untuk hamil kembali. Keuntungan yang didapat oleh Pemerintah Kolonial Belanda adalah banyaknya tenaga kerja baik wanita maupun anak-anak yang dapat dipekerjakan di kebun kebun kolonial.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/89038
    Collections
    • LSP-Books [923]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository