dc.description.abstract | This study aimed to explore and describe the existence of pecel pithik in
the tradition of Osingese tribe of Banyuwangi and its impact on the social
economic welfare of the very community. Qualitative approach method
was used to achieve the purpose of this research. Data were collected
through observation, in-depth interviews, note taking, and recording.
Data analysis method operative in the study was descriptive qualitative
method with thematic content analysis. This study has evinced that pecel
pithik is a cultural asset of Osingese society, which is rooted in
fundamental traditional agrarian values with selamatan, originally
presented in rice fields in the form of tumpeng before harvest in the hope
of good harvest and blessing. This was done to improve the society’s
welfare and elevate their degree. Today, pecel pithik presented at rituals (selamatan) such as barong ider bumi and tumpeng sewu (bersih desa).
Pecel Pithik has now been a potential of socioeconomic capital for
regional progress as a resource of economic development to improve
societies’ welfare.
[Penelitian ini bertujuan menggali dan mendeskripsikan fenomena
keberadaan menu pecel pithik dalam tradisi suku Using dan
dampaknya terhadap kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat
Using Banyuwangi. Metode pendekatan kualitatif digunakan untuk
mencapai tujuan penelitian ini. Data dikumpulkan melalui
observasi partisipasi, wawancara mendalam, pencatatan, dan
perekaman. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan thematic content
analysis. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pecel pithik
merupakan aset budaya Using yang yang berakar pada nilai-nilai
dasar agraris tradisional dengan slametan yang pada awalnya
disajikan di sawah dalam bentuk tumpeng menjelang panen dengan
harapan hasil panennya baik dan berkah, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meninggikan derajat;
Kini pecel pithik disajikan pada acara ritual-ritual (slametan)
diantaranya barong ider bumi dan tumpeng sewu (bersih desa).
Khasanah budaya pecel pithik ini kini merupakan potensi modal
sosial ekonomi bagi kemajuan daerah sebagai sumberdaya
pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. | en_US |