Show simple item record

dc.contributor.authorNingtyias, Farida Wahyu
dc.contributor.authorHaryono, Akhmad
dc.contributor.authorLuthviatin, Novia
dc.contributor.authorNafi', Ahmad
dc.contributor.authorNafikadini, Iken
dc.date.accessioned2018-12-04T06:55:17Z
dc.date.available2018-12-04T06:55:17Z
dc.date.issued2018-12-04
dc.identifier.issn2242-3289
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88963
dc.descriptionKarsa: Journal of Social and Islamic Culture, Vol. 26 No.1, June 2018, pp. 110-128en_US
dc.description.abstractThis study aimed to explore and describe the existence of pecel pithik in the tradition of Osingese tribe of Banyuwangi and its impact on the social economic welfare of the very community. Qualitative approach method was used to achieve the purpose of this research. Data were collected through observation, in-depth interviews, note taking, and recording. Data analysis method operative in the study was descriptive qualitative method with thematic content analysis. This study has evinced that pecel pithik is a cultural asset of Osingese society, which is rooted in fundamental traditional agrarian values with selamatan, originally presented in rice fields in the form of tumpeng before harvest in the hope of good harvest and blessing. This was done to improve the society’s welfare and elevate their degree. Today, pecel pithik presented at rituals (selamatan) such as barong ider bumi and tumpeng sewu (bersih desa). Pecel Pithik has now been a potential of socioeconomic capital for regional progress as a resource of economic development to improve societies’ welfare. [Penelitian ini bertujuan menggali dan mendeskripsikan fenomena keberadaan menu pecel pithik dalam tradisi suku Using dan dampaknya terhadap kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat Using Banyuwangi. Metode pendekatan kualitatif digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini. Data dikumpulkan melalui observasi partisipasi, wawancara mendalam, pencatatan, dan perekaman. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan thematic content analysis. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pecel pithik merupakan aset budaya Using yang yang berakar pada nilai-nilai dasar agraris tradisional dengan slametan yang pada awalnya disajikan di sawah dalam bentuk tumpeng menjelang panen dengan harapan hasil panennya baik dan berkah, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meninggikan derajat; Kini pecel pithik disajikan pada acara ritual-ritual (slametan) diantaranya barong ider bumi dan tumpeng sewu (bersih desa). Khasanah budaya pecel pithik ini kini merupakan potensi modal sosial ekonomi bagi kemajuan daerah sebagai sumberdaya pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.en_US
dc.language.isoenen_US
dc.subjectpecel pithiken_US
dc.subjectOsingeseen_US
dc.subjecttraditionen_US
dc.subjectcultureen_US
dc.subjectBanyuwangien_US
dc.titlePecel Pithik: Tradition, Culture, and Its Impact on The Socioeconomic Welfare of Osingese People in Banyuwangien_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record