dc.description.abstract | Kehadiran pertambangan di Gunung Tumpangpitu, Banyuwangi. Membuat warga sekitar menolak karena adanya pertambangan membuat kondisi lingkungan menjadi rusak. Dalam proses penolakan yang berlangsung mulai dari tahun 2017 sampai sekarang 2018, selalu melibatkan wanita dalam setiap aksi penolakan tersebut. Menginggat perempuanlah yang paling merasakan dampaknya. terutama dampak ekonomi, terkait dengan keluarganya dan juga masa depan anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendiskripsikan dan menganalisis partisipasi perempuan dalam aksi penolakan tambang emas Gunung Tumpangpitu, ditekankan pada gerakan perempuan yang memperjuangkan lingkungan. Penelitian ini berfokus pada teori Vandana Shiva (2005), tentang perjuangan perempuan yang melawan kerusakan alam, telah memberi dampak buruk bagi tubuh perempuan dan kehidupan rumah tangganya. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mendeskripsikan bagaimana upaya perjuangan perempuan untuk melindungi lingkungan. Menggunakan pendekatan Participatory Action Rerearch (PAR), peneliti ikut terlibat langsung dalam setiap gerakan selama proses penelitian. Penentuan informan secara purposive, yaitu subjek dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti, seperti perempuan, nelayan, dan juga pelaku wisata menolak keberadaan tambang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Analisis serta uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian gerakan yang diikuti oleh perempuan terdapat 2 jenis yaitu gerakan soft atau damai sebanyak 3 kali. Sedangkan gerakan hard berupa demo sebanyak 3 kali. Kesimpulan perempuan yang ikut terlibat pendidikannya minim. Mereka sadar tentang kerusakan lingkungan, dan masa depan anaknya kelak. | en_US |