Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember
Abstract
Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang terjadi pada balita. Stunting adalah kondisi kegagalan untuk mencapai perkembangan fisik yang diukur berdasarkan tinggi badan menurut umur dengan nilai Z-score kurang dari 2 SD. Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang terjadi di dunia, khususnya di negara-negara miskin dan berkembang termasuk di Indonesia. Pada tahun 2010, negara Indonesia menempati peringkat ke 5 dengan jumlah balita stunting terbanyak di dunia. Pada tahun 2010, prevalensi balita stunting sebesar 35,6% kemudian meningkat pada tahun 2013 menjadi 37,2%. Kejadian stunting pada balita disebabkan beberapa faktor, dimana faktor yang mempengaruhi secara langsung yaitu oleh asupan makan, berat lahir rendah dan status kesehatan. Asupan makan yang tidak adekuat secara langsung dapat menyebabkan stunting pada balita. Selain asupan makanan, riwayat BBLR berisiko menyebabkan stunting pada balita, karena bayi dengan BBLR akan tumbuh dan berkembang lebih lambat karena pada bayi dengan BBLR sejak dalam kandungan telah mengalami retardasi pertumbuhan dan akan berlanjut sampai usia selanjutnya. Status kesehatan rendah salah satunya yaitu disebabkan karena adanya infeksi kronis juga berperan dalam faktor penyebab stunting pada balita. Berdasarkan data PSG nasional terakhir pada tahun 2016 menyebutkan bahwa Kabupaten Jember memiliki jumlah prevalensi balita stunting diatas prevalensi nasional dengan persentase sebesar 39,2%. Pada tahun 2017 jumlah kasus balita stunting tertinggi pertama berada di wilayah kerja Puskesmas Jelbuk dengan persentase sebesar 39,30%.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]