dc.description.abstract | Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dari waktu ke
waktu semakin pesat. Arus globalisai juga berkembang begitu hebat. Akibat dari
fenomena ini muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya
pada bidang pendidikan. Guru dituntut memiliki pemahaman tentang paradigma
pembelajaran abad ke-21 yang menjadi hal penting serta diterapkan sebagai
kerangka pedagogis dalam proses pembelajaran. Sekolah juga harus
mengimplementasikan kompetensi tidak hanya fokus pada penguasaan mata
pelajaran utama, tetapi juga tentang konten akademik di tingkat yang lebih tinggi.
Siswa perlu mengembangkan kompetensi penting hasil belajar abad 21 melalui
berbagai jenis penalaran sesuai dengan situasi. Penalaran ilmiah memberikan
kotribusi dalam keterampilan kognitif siswa. Namun, penelitian dalam hal
mengidentifikasi kemampuan penalaran ilmiah terutama dalam hal ilmu fisika
masih jarang.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penalaran ilmiah
memberikan kotribusi dalam keterampilan kognitif siswa. Namun, penelitian dalam
hal mengidentifikasi kemampuan penalaran ilmiah terutama dalam hal ilmu fisika
masih kurang, terutama pada pokok bahasan dinamiika. Hal ini mendasari peneliti
untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan penalaran ilmiah (scientific
reasoning). Penelitian ini dilakukan agar penalaran ilmiah dapat diketahui sehingga
berpotensi terhadap perkembangan kemampuan penalaran ilmiah sesuai dengan
paradigma pembelajaran abad ke-21 sebagai kerangka pedagogis dalam proses
pembelajaran fisika. Untuk itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana kemampuan penalaran ilmiah siswa SMA di Kabupaten Jember pada
pokok bahasan dinamika ? Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kemampuan penalaran ilmiah siswa SMA di Kabupaten Jember pada pokok
bahasan dinamika.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA pada tiga sekolah menengah atas yang
ada di Kabupaten Jember tahun pelajaran 2017/2018 pada semester genap. Subyek
penelitian ini dipilih 3 sekolah dengan tingkatan tinggi, sedang dan rendah
berdasarkan tingkatan nilai rata-rata Ujian Nasional sekolah. Pemilihan SMAN 3
Jember (SMAN A), SMAN 4 Jember (SMAN B) dan SMA Negeri Plus Sukowono
(SMAN C) sebagai subjek penelitian berdasarkan teknik purposive sampling area.
Namun, subjek penelitian tersebut masih terlalu luas, sehingga dipilih masingmasing
1 kelas dari 3 sekolah. Penentuan kelas tersebut menggunakan teknik
purposive sampling area. Sehingga jumlah subjek penelitian adalah 98 siswa yang
sudah meneriman materi dinamika.
Berdasarkan penelitian pada tiga sekolah di Jember dengan jumlah responden
sebanyak 98 siswa yaitu di SMAN A, SMAN B dan SMAN C tahun pelajaran
2017/2018 pada semester genap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase
kemampuan penalaran ilmiah siswa pada indikator penalaran proporsional 47,96%,
penalaran korelasi 66,33%, pengontrolan variabel 51,02%, penalaran probabiliti
24,49%, penalaran hipotesis-deduktif 73,47%, dan penalaran konservasi 21,43%.
Kemampuan penalaran ilmiah paling baik yang dicapai siswa adalah pada aspek
kemampuan penalaran hipotesis-deduktif dan capaian paling rendah adalah pada
aspek kemampuan penalaran konservasi. Hasil penelitian tersebut memberikan
dampak terhadap perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran fisika
selanjutnya. | en_US |