Show simple item record

dc.contributor.advisorDAFIK
dc.contributor.advisorARIF, Fatahillah
dc.contributor.authorHARVIAN, Candra Miyasari
dc.date.accessioned2018-12-01T03:32:27Z
dc.date.available2018-12-01T03:32:27Z
dc.date.issued2018-12-01
dc.identifier.nimNIM140210101022
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88706
dc.description.abstractPendidikan menurut Undang-Undang republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar peserta didik agar mampu mengembangkan potensinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, keterampilan yang diperlukan. Pendidikan terdiri dari berbagai macam ilmu, seperti matematika. Matematika merupakan ilmu untuk menumbuh kembangkan cara berpikir logis serta kritis menurut Hobri (2009:115). Dalam matematika juga dapat dimunculkan kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif setiap individu berbeda-beda. Lingkungan juga merupakan faktor menunjang maupun menghambat kemampuan kreatif individu. Kreativitas individu dapat dilihat dari bagaimana cara mengerjakan permasalahan. Maka permasalahan yang dipilih yaitu masalah terbuka (open dended) yang diharapkan siswa dapat berpikir kreatif dengan menemukan berbagai alternatif jawaban. Dalam penelitian ini dilakukan analisis kemampuan berpikir kreatif pada pokok bahasan pola bilangan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mencakup tes kemampuan berpikir kreatif, pedoman wawancara serta Lembar Kerja Siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes kemampuan berpikr kreatif dan pedoman wawancara. Sedangkan LKS digunakan sebagai LKS terbimbing sebelum peneliti memberikan tes kemampuan berpikir kreatif. Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif dan hasil dari wawancara. Kegiatan pada penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Jember kelas VIII-H dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari data yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat diketahui bahwa hanya beberapa siswa yang mampu dikatakan sangat kreatif karena siswa mampu memenuhi ketiga dari aspek kemampuan berpikir kreatif, yaitu kelancaran, fleksibilitas, serta kebaruan. Siswa yang mampu memenuhi ketiga aspek tersebut ketika dianalisis, siswa cenderung tidak menuliskan informasi yang diperoleh dari permasalahan yang diberikan di kotak diketahui dan ditanya, namun siswa sebenarnya mengerti informasi apa yang diperoleh, sehingga siswa langsung mengerjakan perintah yang ada dalam permasalahan yang diberikan. Sedangkan ketika diwawancara, siswa mampu mengemukakan informasi yang dia ketahui. Pada lembar jawaban siswa, dia mampu mengerjakan sesuai dengan petunjuk soal, yaitu siswa mampu membuat susunan warna beserta rumusnya, dan membuat susunan serta pola yang dia mengerti. Pada penelitian ini, untuk siswa yang memenuhi aspek kelancaran dan fleksibilitas, siswa juga tidak menuliskan informasi yang diperoleh dari permasalahan, namun saat wawancara siswa mampu mengemukakan informasi yang sudah diperoleh pada permasalahan. Siswa hanya memenuhi aspek kelancaran dan fleksibilitas, karena siswa hanya mampu untuk mengerjakan atau membuat susunan warna beserta rumusnya, serta membuat pola lain dari pola yang sudah dibuat sebelumnya. Namun siswa tidak mampu memenuhi indikator dari aspek yang lain yaitu siswa tidak menunjukkan pola yang berbeda dari siswa lain. Siswa yang memenuhi aspek kelancaran dan kebaruan, siswa mampu membuat susunan warna hingga menentukan rumus, serta siswa mampu membuat minimal 1 pola yang berbeda dari siswa lain. Kemudian untuk siswa yang memenuhi aspek fleksibilitas dan kebaruan, siswa mampu membuat susunan warna, namun siswa tidak dapat menyelesaikan hingga menentukan rumus, tapi siswa mampu membuat pola yang berbeda dari siswa yang lain. Selanjutnya siswa yang memenuhi aspek kelancaran dan fleksibilitas, siswa mampu membuat susunan warna hingga menentukan rumus, serta mampu membuat pola lain dari pola yang sudah dibuat sebelumnya. Setelah itu siswa yang hanya memenuhi aspek kelancaran, siswa hanya mampu membuat susunan warna beserta rumusnya, namun tidak mampu membuat pola lain serta pola yang berbeda dari teman yang lain. Untuk siswa yang hanya memenuhi aspek fleksibilitas saja, siswa hanya mampu membuat banyak pola namun tidak mampu hingga menentukan rumus dan pola yang dikerjakan sama seperti siswa yang lain. Yang terakhir untuk siswa yang hanya memenuhi aspek kebaruan saja, siswa hanya membuat 1 pola saja, namun pola yang dikerjakan berbeda dari teman yang lainen_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries140210101022;
dc.subjectPendidikanen_US
dc.subjectpeserta didiken_US
dc.subjectkepribadianen_US
dc.subjectkecerdasanen_US
dc.subjectketerampilanen_US
dc.subjectilmu, matematikaen_US
dc.subjectMatematikaen_US
dc.titleANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP PADA POKOK BAHASAN POLA BILANGANen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record