Show simple item record

dc.contributor.advisorMASHURI
dc.contributor.authorBUDI, Fandi Ahmad Kurniawan Setia
dc.date.accessioned2018-11-28T08:11:23Z
dc.date.available2018-11-28T08:11:23Z
dc.date.issued2018-11-28
dc.identifier.nim152303101081
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88556
dc.description.abstractStroke non hemoragik adalah infark pada otak yang biasanya timbul setelah beraktivitas fisik atau karena psikologis disebabkan oleh trombus maupun emboli pada pembuluh darah otak. Paralisis (kelumpuhan) merupakan salah satu gejala klinis yang ditimbulkan oleh penyakit stroke. Paralisis inilah yang akan menimbulkan gangguan dalam mobilisasi. Kondisi imobilisasi akan mengakibatkan lansia mengalami komplikasi dan defisit kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari meliputi: kebutuhan mandi, berpakaian, toileting berpindah kontinensia, dan makan. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan storke iskemik pada lansia dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah laporan kasus. Laporan kasus dalam karya tulis ini adalah laporan untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan stroke iskemik pada Ny. M dan Tn. S dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik di UPT PSTW mulai tanggal 30 Januari 2018 sampai 4 Februari 2018.. Metode pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi, studi dokumenasi, dan pemeriksaan fisik. Responden dalam laporan kasus ini adalah klien yang mengalami gejala klinis stroke, tinggal di UPT PSTW Jember dan mengalami masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik. Diagnosa keperawatan yang diangkat dalam laporan kasus ini adalah hambatan mobilitas fisik. Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah hambatan mobilitas fisik adalah kaji kemampuan fungsional otot, mulai ROM aktif/pasif untuk semua ekstremitas, evaluasi penggunaan dan kebutuhan terhadap bantuan posisi, bantu pasien duduk, dan observasi sisi yang sakit dengan kriteria hasil kontraktur otot berkurang, ankilosis sendi berkurang, atrofi otot berkurang, klien mampu melakukan ROM aktif. Implementasi dilakukan selama tiga hari untuk setiap pasien. Berdasarkan implementasi yang sudah dilakukan selama 3 hari pasien mampu melakukan ROM aktif secara mandiri sehingga masalah keperawatan dapat teratasi sebagian. Pada lansia fungsi fisiologis tubuhnya banyak mengalami penurunan, sehingga jika lansia mengalami stroke iskemik dengan paralisis akan mengakibatkan hambatan mobilitas fisik dan mengganggu ADL (Activity Daily Living). Oleh karena itu sangat penting diberikan tindakan keperawatan hambatan mobilitas fisik untuk mengurangi paralisisnya dan meningkatkan ADL (Activity Daily Living). Diharapkan perawat dapat melakukan asuhan keperawatan stroke iskemik pada lansia dengan hambatan mobilitas fisik dengan baik dan memotivasi lansia untuk mengurangi ketergantungan ADL (Activity Daily Living).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPost Stroke Iskemiken_US
dc.subjectKeperawatanen_US
dc.subjectMobilitas Fisiken_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Post Stroke Iskemik Pada Ny. M dan Tn. S Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik di UPT PSTW Jember Tahun 2018en_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record