dc.description.abstract | Pada suatu proses pembelajaran matematika, guru harus memiliki strategi
mengajar yang baik agar siswa dapat belajar secara aktif dan efektif. Dalam
pelaksanaan suatu pembelajaran diperlukan Assessment (penilaian) untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. Penilaian
pembelajaran perlu dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan yang
mencakup penilaian terhadap proses belajar dan hasil belajar. Umumnya penilaian
pembelajaran di sekolah-sekolah masih terfokus pada teknik tes. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan salah seorang guru matematika SMP di
Kabupaten Situbondo bahwa dalam melakukan penilaian masih menggunakan
aspek kognitif saja atau penilaian terfokus pada kegiatan yang menyangkut
prestasi akademik dan kurang menaruh perhatian kegiatan menyangkut tingkah
laku. Penilaian aspek kognitif, psikomotor dan afektif dilakukan secara serempak,
terus menerus dan berkesinambungan sehingga siswa menguasai kompetensi
dasar. Selain itu, input (siswa) dari sekolah sangat mempengaruhi sistem penilaian
dari sekolah tersebut serta masih terdapat sekolah yang siswanya kurang
mempunyai motivasi/semangat untuk sekolah dan belajar sehingga ketiga ranah
dalam penilaian tidak dapat terlaksana semua. Untuk itu, guru dituntut agar
melakukan penilaian yang meliputi aspek kognitif, psikomotor, dan afektif karena
jika hanya kognitif saja yang dikembangkan, maka siswa belum memiliki
kompetensi tertentu yang memadai karena dua aspek lainnya belum dimiliki. Dari
masalah tersebut dilakukan penelitian mengenai Assessment yang dilakukan guru
matematika yang bertujuan untuk mengetahui persentase tingkat pemahaman,
proses pengembangan serta pelaksanaan Assessment yang dilakukan oleh 21 guru
matematika SMP di Kabupaten Situbondo dalam pembelajaran matematika. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai
secara langsung melihat kondisi guru yang akan diteliti, menyebarkan angket dan
wawancara terhadap beberapa guru matematika dari masing-masing sekolah serta
dengan dokumentasi atau melihat/mengcopy contoh Assessment yang guru miliki.
Untuk menentukan daerah penelitian ini digunakan metode purposive sampling
area dimana sampel ditetapkan secara sengaja. Jumlah responden yang dijadikan
subjek penelitian yang diambil yaitu 21 guru matematika dari 233 guru
matematika di Kabupaten Situbondo yang juga merupakan sumber data dari
penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai Assessment. Lokasi
penelitian dilakukan di 7 SMP Negeri dan 3 SMP Swasta yaitu di SMPN 1
Situbondo, SMPN 4 Situbondo, SMPN 5 Situbondo, SMPN 1 Panji, SMP
Muhamadiyah Panji, SMPN 1 Bungatan, SMPN 1 Mlandingan, SMPN 2
Mlandingan, MTSS Sabilal Muhtadin dan MTSS Al-Falah Bletok. Penelitian
dilakukan pada tanggal 29 Oktober – 22 Nopember 2011. Untuk menganalisa data
dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif dengan pendekatan survai yaitu
penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok yang nantinya akan
dipersentase sesuai indikator.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar guru matematika
SMP di Kabupaten Situbondo masih belum paham tentang Assessment dalam
pembelajaran matematika yaitu hanya 69,64% guru yang paham mengenai
Assessment karena guru dikatakan paham apabila persentasenya 75%. Untuk
proses pengembangan Assessment yang dilakukan guru matematika SMP di
Kabupaten Situbondo, 76,19% telah mengembangkan Assessment. Guru yang
mengembangkan Assessment secara berkelompok (MGMP) sebanyak 75%,
sedangkan sisanya mengembangkan secara mandiri, mengambil dari buku,
internet atau referensi lain. Pelaksanaan Assessment yang dilakukan oleh guru
matematika SMP di Kabupaten Situbondo masih belum sesuai dengan Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) karena hanya 67,46% yang melaksanakan
Assessment sesuai dengan BSNP. | en_US |