Show simple item record

dc.contributor.authorFifi Ilmil Mufidah
dc.date.accessioned2013-12-13T02:01:41Z
dc.date.available2013-12-13T02:01:41Z
dc.date.issued2013-12-13
dc.identifier.nimNIM060210103036
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8800
dc.description.abstractKedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting bagi penduduk Indonesia sebagai sumber protein nabati, bahan baku industri pakan ternak, dan bahan baku industri pangan. Hal tersebut menyebabkan permintaan kedelai terus meningkat jauh melampaui produksi dalam negeri. Padahal Indonesia termasuk salah satu negara penghasil kedelai dan juga memiliki areal penanaman yang cukup luas. Ketergantungan pada impor kedelai tidak memperlihatkan tanda-tanda penurunan sedangkan produksi kedelai dalam negeri terus menurun. Peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan pemupukan dan pengendalian hama kedelai. Serangga hama yang paling banyak menyerang tanaman kedelai adalah ulat grayak (Spodoptera litura F.). Serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura) terhadap tanaman kedelai (Glycine max) mengakibatkan penurunan produksi kedelai. Kehilangan hasil akibat serangan hama tersebut dapat mencapai 80%, bahkan puso jika tidak dikendalikan. Aspek biologis ulat grayak yang selama ini kurang mendapat perhatian adalah inang ulat grayak yaitu daun sebagai tempat hidup larva sekaligus sebagai peletakan telur hidup dan sumber makanan bagi larva ulat grayak. Perbedaan jenis pupuk yang digunakan tentunya akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang berbeda dan menghasilkan nutrisi yang berbeda pula, sehingga diasumsikan masing-masing jenis pupuk yang digunakan akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kelangsungan hidup S. litura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis pupuk NPK, kompos dan Petroganik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max) varietas Baluran dan survivorship serta pertumbuhan berat larva Spodoptera litura F yang dapat digunakan sebagai informasi untuk tindakan preventif untuk memutus daur hidupnya dari segi nutrisi tanaman. Penelitian ini dilakukan di Greenhouse Dinas Pertanian Jember bulan Agustus sampai Oktober 2010 dengan mengunakan rancangan acak lengkap mengunakan 10 macam perlakuan yaitu pupuk NPK 0,3 g, pupuk NPK 0,6 g, pupuk NPK 0,9 g, pupuk kompos 0,38 g, pupuk kompos 0,75 g, pupuk kompos 1,13 g, pupuk Petroganik 0,75 g, pupuk Petroganik 1,5 g, pupuk Petroganik 2,25 g dan 1 kontrol dengan 3 kali pengulangan dan tiap pengulangan diisi dengan 10 buah tanaman kedelai. Untuk mengetahui ada tidaknya pegaruh perbedaan perlakuan data dianalisis dengan analisis varian (ANOVA) dengan bantuan software SPPS Ver.11,5. Pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max) varietas Baluran diperoleh dari pengukuran tinggi dan penghitungan luas daun pada masing-masing tanaman. Pengukuran tinggi tanaman yang dilakukan dapat diperoleh data pertumbuhan tanaman dengan menggunakan data selisih dari 1 MST sampai 4 MST dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah pupuk Petroganik (0,75 g) 37,90 ± 3,00 cm; pupuk kompos (0,75 g) 36,57 ± 6,25 cm; pupuk NPK (0,9 g) 34,57 ± 3,16 cm; pupuk kompos (1,13 g) 33,83 ± 11,04 cm; pupuk NPK (0,9 g) 33,77 ± 1,82 cm; pupuk Petroganik (1,5 g) 32,87 ± 1,03 cm; pupuk kompos (0,38 g) 32,33 ± 3,49 cm; pupuk NPK (0,6 g) 31,40 ± 2,86 cm; pupuk Petroganik (2,25 g) 30,80 ± 5,94 cm. Hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan jenis pupuk NPK, kompos dan Petroganik berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kedelai yaitu p = 0,69. Sedangkan dari pengukuran luas daun tanaman yang dilakukan dapat diperoleh data pertumbuhan tanaman dengan menggunakan data selisih dari 1 MST sampai 4 MST dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah pupuk Petroganik (0,75 g) 6,52 ± 2,20 cm²; pupuk NPK (0,9 g) 6,46 ± 1,91 cm²; pupuk NPK (0,3 g) 4,88 ± 0,51 cm²; pupuk kompos (1,13 g) 4,86 ± 2,78 cm²; pupuk NPK (0,6 g) 4,69 ± 3,29 cm²; pupuk kompos (0,38 g) 4,13 ± 2,21 cm²; pupuk kompos (0,75 g) 3,92 ± 2,36 cm²; pupuk Petroganik (2,25 g) 3,74 ± 0,61 cm²; pupuk Petroganik (1,5 g) 2,40 ± 0,50 cm²;. Hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan jenis pupuk NPK, kompos dan Petroganik berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kedelai yaitu p = 0,08. Pengaruh jenis dan dosis pupuk terhadap survivorship dengan variabel pengiring tinggi tanaman, hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat pengaruh tidak signifikan yaitu p = 0,77. Begitu juga dari data luas daun terdapat pengaruh tidak signifikan yaitu p = 0,10. Adapun rata-rata survivorship larva S. litura berturut-turut dari perlakuan pupuk NPK, Kompos dan Petroganik adalah 5,03%, 2,78% dan 23,35%. Pengaruh jenis dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan berat larva S. litura dengan variabel pengiring tinggi tanaman, hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat pengaruh tidak signifikan yaitu p = 0,93. Begitu juga dari data luas daun terdapat pengaruh tidak signifikan yaitu p = 0,47. Adapun rata-rata pertumbuhan berat larva S. litura berturut-turut dari perlakuan pupuk NPK, Kompos dan Petroganik adalah 0,30 g, 0,28 g dan 0,40 g. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pupuk Petroganik paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai. Hal itu dapat dilihat dari besarnya rerata tinggi dan luas daun tanaman tanaman kedelai dibandingkan dosis dan jenis pupuk lainnya. Pupuk Petroganik juga menghasilkan survivorship dan pertumbuhan berat larva S. litura tertinggi dibandingkan jenis pupuk yang lain.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210103036;
dc.subjectTANAMAN KEDELAIen_US
dc.titlePENGARUH JENIS PUPUK NPK, KOMPOS DAN PETROGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max) VARIETAS BALURAN DAN SURVIVORSHIP SERTA PERTUMBUHAN BERAT LARVA Spodoptera litura F.en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record