Show simple item record

dc.contributor.authorDyah Ayu Evitasari
dc.date.accessioned2013-12-13T01:53:58Z
dc.date.available2013-12-13T01:53:58Z
dc.date.issued2013-12-13
dc.identifier.nimNIM060210193118
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8792
dc.description.abstractDaun pare merupakan daun yang secara tradisional digunakan untuk mengobati penyakit cacing, gangguan pencernaan, diabetes, obat malaria dan mempunyai efek farmokologis sebagai obat antijamur (antifungi), peluruh haid obat penyakit kulit dan kemandulan. Pare memiliki rasa pahit terutama pada daun dan buah, hal ini disebabkan oleh kandungan zat sejenis gikosida yang disebut momordisin atau charantin. Selain itu para ahli menemukan kandungan zat lain pada tanaman pare, antara lain insulin dan resin. Kandungan pare yang berkhasiat dalam pengobatan adalah saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid, momordisin,glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asaam palmiat, asam linoleat, dan asam strearat. Ekstrak daun pare mengandung flavonoid dimungkinkan berfungsi sebagai antimikroba dan antivirus. Didalamnya juga terkandung triterpenoid yang berfungsi sabagai antifungus, insektisida, atau anti pemangsa dan mempengarui sistem saraf. Ekstrak buah pare berpotensi dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans, namun belum terdapat literatur mengenai daya hambat ekstrak daun pare terhadap Candida albicans. Penelitian ini bertujuan menguji daya hambat ekstrak daun pare, mengetahui Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM)-nya, mengetahui konsentrasi optimum pertumbuhan Candida albicans serta mengetahui penurunan jumlah koloni Candida albicans pada perlakuan pemberian ekstran daun pare. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Jember pada 31 Oktober 2010 sampai 30 Januari 2011. Penelitian ini merupakan penelitian in vitro dengan metode sumuran dengan kontrol positif itrakonazol 10% dan kontrol negatif aquades steril. Serial konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali ulangan dan dianalisis dengan uji One Way Anova. Uji duncan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dengan α= 0,05. Berdasarkan uji Anova, nilai F hitung pada ektrak daun pare adalah 2096,400 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (P<0,05), Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM)-nya adalah konsentrasi 2%, Konsentraasi Optimum adalah 40%, sedangkan pada perhitungan jumlah koloni terjadi penurunan jumlah koloni Candida albicans. Hasil uji Kromatogrofi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan bahwa kandungan flavonoid dan triterpenoid, yang dapat dilihat dari warna kuning untuk flavonoid dan warna ungu untuk triterpenoid. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun pare memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans yang berbeda nyata atau signifikan pada taraf α= 0,05 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (P<0,05), memiliki Konsentrasi Hambat Minimum pada konsentrasi 2%, dan konsentrasi optimum adalah pada konsentrasi 40%, dan pada perlakuan pemberian ekstrak daun pare terjadi penurunan jumlah koloni Candida albicans.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210193118;
dc.subjectDaun Pareen_US
dc.titleDAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charanthia L.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida (Candida albicans.)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record