dc.description.abstract | Daun pare merupakan daun yang secara tradisional digunakan untuk mengobati
penyakit cacing, gangguan pencernaan, diabetes, obat malaria dan mempunyai efek
farmokologis sebagai obat antijamur (antifungi), peluruh haid obat penyakit kulit dan
kemandulan. Pare memiliki rasa pahit terutama pada daun dan buah, hal ini disebabkan
oleh kandungan zat sejenis gikosida yang disebut momordisin atau charantin. Selain itu
para ahli menemukan kandungan zat lain pada tanaman pare, antara lain insulin dan
resin. Kandungan pare yang berkhasiat dalam pengobatan adalah saponin, flavonoid,
polifenol, alkaloid, momordisin,glikosida cucurbitacin, charantin, asam butirat, asaam
palmiat, asam linoleat, dan asam strearat. Ekstrak daun pare mengandung flavonoid
dimungkinkan berfungsi sebagai antimikroba dan antivirus. Didalamnya juga
terkandung triterpenoid yang berfungsi sabagai antifungus, insektisida, atau anti
pemangsa dan mempengarui sistem saraf. Ekstrak buah pare berpotensi dalam
menghambat pertumbuhan Candida albicans, namun belum terdapat literatur mengenai
daya hambat ekstrak daun pare terhadap Candida albicans.
Penelitian ini bertujuan menguji daya hambat ekstrak daun pare, mengetahui
Konsentrasi Hambatan Minimum (KHM)-nya, mengetahui konsentrasi optimum
pertumbuhan Candida albicans serta mengetahui penurunan jumlah koloni Candida
albicans pada perlakuan pemberian ekstran daun pare. Penelitian ini dilakukan di
Laboraturium Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Jember pada 31 Oktober 2010
sampai 30 Januari 2011. Penelitian ini merupakan penelitian in vitro dengan metode
sumuran dengan kontrol positif itrakonazol 10% dan kontrol negatif aquades steril.
Serial konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Penelitian ini dilakukan dengan 3 kali ulangan dan dianalisis dengan uji One Way
Anova. Uji duncan untuk menguji perbedaan antar perlakuan dengan α= 0,05.
Berdasarkan uji Anova, nilai F hitung pada ektrak daun pare adalah 2096,400
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (P<0,05), Konsentrasi Hambatan Minimum
(KHM)-nya adalah konsentrasi 2%, Konsentraasi Optimum adalah 40%, sedangkan
pada perhitungan jumlah koloni terjadi penurunan jumlah koloni Candida albicans.
Hasil uji Kromatogrofi Lapis Tipis (KLT) menunjukkan bahwa kandungan
flavonoid dan triterpenoid, yang dapat dilihat dari warna kuning untuk flavonoid dan
warna ungu untuk triterpenoid.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun pare memiliki daya hambat
terhadap pertumbuhan Candida albicans yang berbeda nyata atau signifikan pada taraf
α= 0,05 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (P<0,05), memiliki Konsentrasi Hambat
Minimum pada konsentrasi 2%, dan konsentrasi optimum adalah pada konsentrasi 40%,
dan pada perlakuan pemberian ekstrak daun pare terjadi penurunan jumlah koloni
Candida albicans. | en_US |