dc.description.abstract | Banyuwangi merupakan wilayah yang aktif memproduksi komoditas jeruk
siam. Hal ini bisa dilihat dari kemampuan Banyuwangi dalam memenuhi kebutuhan
pasar sendiri tanpa harus mendatangkan dari wilayah lain. Salah satu wilayah atau
desa yang menghasilkan produk pertanian komoditas jeruk siam adalah Desa
Sambimulyo Banyuwangi. Komoditas jeruk siam yang berasal dari persawahan Desa
Sambimulyo banyak memasuki pasar. Proses perpindahan komoditas jeruk siam
seperti ini dinamakan strategi akses pasar, karena petani sebagai produsen yang
membutuhkan dua perantara distribusi yang diperankan oleh tengkulak dan pengecer.
Pola kerjasama distribusi dalam strategi akses pasar komoditas jeruk siam adalah
dengan menggunakan modal sosial demi lancarnya perdagangan dari petani
(produsen) hingga sampai ke konsumen.
Dengan seiring berjalannya waktu, kondisi modal sosial yang dimiliki akan
mengalami hambatan. Kepercayaan yang telah muncul, norma yang sering dilakukan,
dan jaringan yang telah dibentuk bisa menghilang. Maka dari itu, pelaku distribusi
dalam strategi akses pasar komoditas jeruk siam harus mampu mempertahankan dan
meningkatkan modal sosial yang ada agar mencapai keberhasilan bersama. Dengan
ini peneliti ingin menelusuri hal tersebut melalui rumusan masalah : bagaimana
modal sosial sebagai sarana distribusi atau akses pasar komoditas jeruk siam di Desa
Sambimulyo Banyuwangi?
Kerangka teoritik penelitian ini didasarkan pada teori modal sosial. Dalam
penelitian ini, teori modal sosial yang dipakai adalah teori Woolcock, dimana ia
mendefinisikan modal sosial sebagai informasi, kepercayaan, dan norma resiprokal
yang terdapat dalam suatu jaringan sosial. Woolcock menganalisa dan membagi
modal sosial yang ada di dalam masyarakat menjadi 3 yaitu ; (1) modal sosial
bonding, (2) modal sosial bridging, dan (3) modal sosial linking. Metode dalam
penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan format pendekatan
fenomenologi. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
dokumentasi, dan studi pustaka. Sedangkan uji keabsahan data dalam penelitian ini
memakai uji kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan komfirmabilitas.
Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa strategi akses pasar komoditas jeruk
siam mencakup distribusi menurut wilayah yang terbagi menjadi 2 wilayah. Pertama,
distribusi komoditas dalam satu wilayah yang artinya pemenuhan jeruk siam untuk
pasar wilayah sendiri. Kedua, distribusi komoditas jeruk siam ke luar wilayah atau
wilayah lain artinya mengirimkan komoditas jeruk siam ke pasar wilayah lain
berdasarkan permintaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial dalam
kaitan strategi akses pasar komoditas jeruk siam ditemukan praktik modal sosial
bonding dan bridging. Sementara modal sosial linking tidak diketemukan. Hal ini
dikarenakan kelompok tani tidak aktif melaksanakan pembinaan terhadap petani. | en_US |