Show simple item record

dc.contributor.advisorYUSWADI, Hary
dc.contributor.authorNOFIANTO, Heru
dc.date.accessioned2018-11-12T01:07:42Z
dc.date.available2018-11-12T01:07:42Z
dc.date.issued2018-11-12
dc.identifier.nimNIM110910302019
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87846
dc.description.abstractBanyuwangi merupakan wilayah yang aktif memproduksi komoditas jeruk siam. Hal ini bisa dilihat dari kemampuan Banyuwangi dalam memenuhi kebutuhan pasar sendiri tanpa harus mendatangkan dari wilayah lain. Salah satu wilayah atau desa yang menghasilkan produk pertanian komoditas jeruk siam adalah Desa Sambimulyo Banyuwangi. Komoditas jeruk siam yang berasal dari persawahan Desa Sambimulyo banyak memasuki pasar. Proses perpindahan komoditas jeruk siam seperti ini dinamakan strategi akses pasar, karena petani sebagai produsen yang membutuhkan dua perantara distribusi yang diperankan oleh tengkulak dan pengecer. Pola kerjasama distribusi dalam strategi akses pasar komoditas jeruk siam adalah dengan menggunakan modal sosial demi lancarnya perdagangan dari petani (produsen) hingga sampai ke konsumen. Dengan seiring berjalannya waktu, kondisi modal sosial yang dimiliki akan mengalami hambatan. Kepercayaan yang telah muncul, norma yang sering dilakukan, dan jaringan yang telah dibentuk bisa menghilang. Maka dari itu, pelaku distribusi dalam strategi akses pasar komoditas jeruk siam harus mampu mempertahankan dan meningkatkan modal sosial yang ada agar mencapai keberhasilan bersama. Dengan ini peneliti ingin menelusuri hal tersebut melalui rumusan masalah : bagaimana modal sosial sebagai sarana distribusi atau akses pasar komoditas jeruk siam di Desa Sambimulyo Banyuwangi? Kerangka teoritik penelitian ini didasarkan pada teori modal sosial. Dalam penelitian ini, teori modal sosial yang dipakai adalah teori Woolcock, dimana ia mendefinisikan modal sosial sebagai informasi, kepercayaan, dan norma resiprokal yang terdapat dalam suatu jaringan sosial. Woolcock menganalisa dan membagi modal sosial yang ada di dalam masyarakat menjadi 3 yaitu ; (1) modal sosial bonding, (2) modal sosial bridging, dan (3) modal sosial linking. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan format pendekatan fenomenologi. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Sedangkan uji keabsahan data dalam penelitian ini memakai uji kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan komfirmabilitas. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa strategi akses pasar komoditas jeruk siam mencakup distribusi menurut wilayah yang terbagi menjadi 2 wilayah. Pertama, distribusi komoditas dalam satu wilayah yang artinya pemenuhan jeruk siam untuk pasar wilayah sendiri. Kedua, distribusi komoditas jeruk siam ke luar wilayah atau wilayah lain artinya mengirimkan komoditas jeruk siam ke pasar wilayah lain berdasarkan permintaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial dalam kaitan strategi akses pasar komoditas jeruk siam ditemukan praktik modal sosial bonding dan bridging. Sementara modal sosial linking tidak diketemukan. Hal ini dikarenakan kelompok tani tidak aktif melaksanakan pembinaan terhadap petani.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries110910302019;
dc.subjectStrategi Akses Pasaren_US
dc.subjectKomoditas Jeruk Siamen_US
dc.titleModal Sosial Dalam Strategi Akses Pasar Komoditas Jeruk Siam (Studi Kasus Komoditas Jeruk Siam Di Desa Sambimulyo Banyuwangi)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record