Show simple item record

dc.contributor.advisorSANDRA, Christyana
dc.contributor.advisorELLYKE
dc.contributor.authorMAHFUDZO
dc.date.accessioned2018-11-08T11:32:01Z
dc.date.available2018-11-08T11:32:01Z
dc.date.issued2018-11-08
dc.identifier.nimNIM142110101126
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87779
dc.description.abstractPelayanan kesehatan merupakan produk yang dihasilkan produsen dalam bentuk barang atau jasa, pelaksanaannya harus menyeluruh tanpa memandang status dan kedudukan bagi seluruh masyarakat Indonesia tidak terkecuali bagi narapidana yang mengalami hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dengan cara penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pemerintah pada Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lapas memiliki berbagai permasalahan, salah satunya yaitu jumlah penyakit yang rentan tinggi diakibatkan kondisi Lapas yang kurang layak. Tingginya kejadian penyakit di Lapas selain disebabkan karena kondisi Lapas yang kelebihan kapasitas juga disebabkan karena pelayanan kesehatan yang diberikan belum maksimal dengan penyediaan obat dan sarana prasarana yang terbatas. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan penyakit scabies berdasarkan persepsi individu pada status kebutuhan pelayanan, kebutuhan relatif, jenis pelayanan, dan pelayanan terkordinasi dimana berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada 3 Lapas yang bertempat di Lumajang, Banyuwangi, dan Jember didapatkan hasil bahwa Lapas Kelas IIA Jember mengalami peningkatan pada jumlah penyakit tahun 2016 ke 2017 dengan jumlah rata-rata kejadian dari 241 ke 424 sampai akhir bulan September 2017. Penyakit scabies menjadi penyakit tertingi di Lapas Jember mulai tahun 2015 sampai 2018 dengan jumlah penderita sebanyak 227 orang tahun 2015, 64 orang tahun 2016, 197 orang tahun 2017, dan 236 orang tahun 2018 sampai Mei 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Berdasarkan waktu penelitian, penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk menggambarkan kebutuhan (need) terhadap pelayanan kesehatan pada penderita penyakit scabies di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Jember. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan study dokumentasi dengan analisis data secara deskriptif. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan berdasarkan persepsi individu yang terdiri dari status kebutuhan pelayanan, kebutuhan relatif, jenis pelayanan, dang pelayanan terkordinasi. Hasil dari penelitian kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan penyakit scabies berdasarkan persepsi individu di Lembaga Pemasyarakat Kelas IIA Jember tergolong tinggi dengan persentase 83,6% yang dilihat berdasarkan komponen penyusunnya yaitu status kebutuhan pelayanan dengan mayoritas butuh dengan persentase 80,6% dilihat dari penyebab sampai dampak yang dirasakan. Berdasarkan kebutuhan relatif Sebagian besar responden membutuhkan kebutuhan relatif berupa penyuluhan langsung dan tidak langsung, konseling, dan perawatan dengan persentase 79,1%. Berdasarkan jenis pelayanan, jenis pelayanan kesehatan terkait penyakit scabies tidak sesuai harapan dengan persentase 53,7% karena sebagian responden tidak pernah mendapatkan konseling mengenai penanganan penyakit scabies, minimnya penyuluhan langsung terkait pencegahan penyakit scabies, belum pernah diberikan penyuluhan tidak langsung melalui media perantara baik cetak maupun elektronik, dan pengobatan yang diberikan kadang tidak efektif. Berdasarkan pelayanan terkordinasi yang dilakukan di poliklinik Lapas Jember sudah sesuai harapan dengan persentase 74,6% karena saat melakukan pelayanan tenaga kesehatan bersikap tanggap, ramah, tanggap, dan dengan perhatian. Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jember harus meningkatkan upaya promotif dan preventif terkait pencegahan penyakit scabies, melakukan kerjasama dengan instansi kesehatan atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan konsentrasi promotor kesehatan untuk melakukan upaya promotif dan preventif, menyediakan layanan konseling untuk penanganan penyakit scabies, mengadakan penyuluhan dengan metode tidak langsung melalui media cetak maupun elektronik dalam menyampaikan pesan. Media cetak seperti poster, spanduk, leaflet, dan stiker lebih disarankan untuk digunakan karena relatif lebih murah, dan memperhitungkan kebutuhan obat bagi penderita scabies dengan menggunakan metode konsumsi atau metode morbiditas sehingga jumlahnya sesuai dengan banyaknya orang yang membutuhkan. Saran yang diberikan bagi peneliti selanjutnya adalah melakukan penelitian selanjutnya mengenai Analisa Kebutuhan Obat untuk penderita penyakit scabies di poliklinik Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jember serta mengenai peramalan dan strategi pengendalian kejadian penyakit scabies di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Jember jika penyakit scabies tetap menempati penyakit urutan pertama sampai tahun 2018.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries142110101126;
dc.subjectNeeden_US
dc.subjectPelayanan Kesehatanen_US
dc.subjectPenyakit Scabiesen_US
dc.subjectPemasyarakatan (Lapas)en_US
dc.titleKebutuhan (Need) Terhadap Pelayanan Kesehatan Pada Penderita Penyakit Scabies Di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIa Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record