dc.description.abstract | Ketahanan pangan merupakan salah satu aspek kunci penentu status
kesehatan dan gizi yang baik. Apabila keluarga mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan pangan, maka keluarga tersebut dapat dikatakan tidak tahan
pangan. Berdasarkan Laporan Akhir Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerawanan
Pangan Kabupaten Jember Tahun 2017 pada aspek akses terhadap pangan yang
ditinjau berdasarkan persentase penduduk hidup di bawah garis kemiskinan
didapatkan hasil bahwa Kecamatan Ledokombo termasuk ke dalam prioritas ke
tiga yang artinya sangat rentan mengalami kerawanan pangan dan gizi.
Kemiskinan dan kerawanan pangan merupakan dua hal yang saling terkait,
bahkan dipandang memiliki hubungan sebab akibat. Bagi warga Desa
Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember, bekerja di luar negeri
merupakan satu-satunya pilihan untuk bertahan hidup dan menghidupi
keluarganya. Akibatnya, anak-anak buruh migran tersebut tumbuh tanpa
didampingi oleh orang tuanya, jadi yang mengasuh mereka adalah saudara atau
nenek bahkan tetangga. Status gizi anak buruh migran berhubungan dengan status
migrasi orang tua mereka. Anak-anak merupakan kelompok paling rentan yang
menerima dampak langsung dari orang tua mereka yang bekerja sebagai buruh
migran. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti kepada 119 anak
usia sekolah di Kecamatan Ledokombo, terdapat 40 anak (34%) diantaranya
menderita stunting. Menurut klasifikasi WHO, stunting menjadi masalah
kesehatan masyarakat dengan kategori buruk ketika prevalensinya 30-39%. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur status ketahanan pangan rumah
tangga, tingkat kecukupan energi dan protein serta status gizi, menganalisis
hubungan antara status ketahanan pangan rumah tangga dengan tingkat
kecukupan energi dan protein, menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan
energi dan protein dengan status gizi, dan menganalisis hubungan antara status
ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi serta menganalisis hubungan
antara status ketahanan pangan rumah tangga, kecukupan energi dan protein
dengan status gizi. Penelitian ini dilakukan di bulan Mei-Juli 2018, dengan jenis
penelitian analitik melalui pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan teknik simple random sampling . Penelitian ini dilakukan
kepada 55 responden pada anak buruh migran beserta pengasuhnya. Tingkat
kecukupan energi dan protein anak diukur dengan metode food recall 2x24 jam
ditujukan kepada anak, sedangkan ketahanan pangan diukur menggunakan United
States Household Food Security Survey Module (US-HFSSM) yang ditanyakan
kepada pengasuh. Analisis dalam penelitian ini menggunakan chi square dengan
derajat kemaknaan sebesar 95% (α=0,05). Hasil penelitian ini yaitu bahwa
sebagian besar responden (60%) berstatus tahan pangan, sebesar 34,5% responden
mengalami defisit energi tingkat berat dan sedangkan pada variabel tingkat
kecukupan protein sebesar 29,1% dengan kategori lebih dan 25,5 % dengan
kategori normal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status
ketahanan pangan rumah tangga dengan tingkat kecukupan energi dan protein.
Seorang anak dengan status tahan pangan berpeluang 21,27 kali lebih tinggi untuk
memiliki tingkat kecukupan energi yang normal dan 8,63 kali lebih besar untuk
memiliki tingkat kecukupan protein yang normal. Terdapat hubungan antara
tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi anak usia sekolah pada
anak buruh migran. Seorang anak dengan tingkat kecukupan energi dan protein
yang normal dapat mengurangi risiko terjadinya stunting. Terdapat hubungan
antara status ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi anak usia sekolah
pada anak buruh migran. Apabila seorang anak memiliki status tahan pangan
maka dapat mengurangi risiko untuk mengalami stunting dari pada anak dengan status rawan pangan. Tingkat kecukupan energi merupakan variabel paling
dominan yang berhubungan signifikan dengan status gizi dimana termasuk
kedalam faktor protektif. | en_US |