dc.description.abstract | Kesehatan dan keselamatan kerja menjadi yang utama bagi setiap orang
ketika melakukan pekerjaan dimanapun tempat kerjanya. Setiap pekerja memiliki
hak untuk mendapatkan perlindungan. Begitu pula dengan nelayan yang dapat
dikategorikan dalam pekerja informal. Para nelayan juga memiliki potensi yang
sama dengan risiko yang ditimbulkan dalam pekerjaannya terutama pada nelayan
pencari ikan hias laut. Salah satu penyakit akibat kerja dalam penyelaman adalah
penyakit dekompresi. Penyakit dekompresi merupakan penyakit yang terjadi pada
penyelam dan penambang saat kembali dari lingkungan bertekanan udara tinggi
ke tekanan udara normal disebabkan terbentuknya formasi gelembung gas pada
darah dan cairan tubuh dengan berbagai tingkat keluhan dan gejala, yang dapat
mengenai seluruh sistem organ tubuh dengan penyebab yang sama yaitu
terbentuknya gelembung N2 dalam jaringan dan darah. Dusun Krajan, Desa
Bangsring, Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi merupakan salah
satu daerah penghasil jenis ikan hias laut. Nelayan mencari ikan hias laut
menggunakan kompresor konvensional, kompresor tersebut berguna untuk
mensuplai udara pernafasan bagi para penyelam melalui regulator yang
dipasang pada mulut. Nelayan pencari ikan hias melakukan penyelaman dengan
kedalaman kurang lebih 30 meter menyesuaikan dengan jenis tangkapan ikan
yang ingin diperoleh. Pada saat menyelam penyelam hanya menggunakan baju
seadanya. Berdasarkan hasil obsevasional yang dilakukan peneliti, dari 9
responden, 7 diantaranya mengeluhkan gangguan kesehatan seperti pusing, sendi
ngilu/nyeri otot, lengan dan atau tungkai lemah dan kesemutan, yang mana
keluhan tersebut berkaitan dengan faktor risiko gejala penyakit dekompresi yang
bisa terjadi karena dampak dari penggunaan kompresor konvensional. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko gejala penyakit dekompresi pada nelayan
yang menggunakan kompresor konvensional di Dusun Krajan, Desa Bangsring,
Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
analitik observational dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh nelayan yang mengunakan kompresor konvensioal pada
Kelompok Nelayan Samudra Bakti di Dusun Krajan, Desa Bangsring,
Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi sejumlah 44 responden dengan
pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui observasi dan wawancara yang
terdiri dari karakteristik pekerja, frekuensi penyelaman, lama penyelaman,
kedalaman dan kecepatan naik ke permukaan.
Berdasarkan hasil penelitian, Kelompok Nelayan “Samudra Bakti” di
Dusun Krajan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo Kabupaten
Banyuwangi sebanyak 51,6%, nyeri sendi merupakan gejala yang sering
dirasakan dan dapat di tarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan pada
frekuensi penyelaman dan kecepatan naik ke permukaan dan tidak terdapat
hubungan signifikan pada umur, masa kerja, pengetahuan penyelaman, obesitas,
kebiasaan olahraga, mengkonsumsi alkohol, lama penyelaman dan kedalaman
dengan terjadinya gejala penyakit dekompresi pada nelayan yang menggukanakan
kompresor.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah penyelam
yang sudah berusia lebih dari 40 tahun dan tergolong penyelam yang sering
menyelam (≥2 kali/hari) sebaiknya mengurangi frekuensi menyelam. Penyelam
sebaiknya mengikuti prosedur penyelaman yang benar dengan kecepatan naik ke
permukaan sesuai dengan tabel dekompresi. | en_US |