dc.description.abstract | Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang
Maha Esa dan akan dialami oleh setiap orang yang hidup. Lansia pada umumnya
akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial secara bertahap. Gangguan
kesehatan yang dialami lansia tidak hanya gangguan fisik, salah satunya adalah
gangguan mental. Lansia biasanya akan merasakan bosan karena tinggal di panti
sehingga lansia akan mudah depresi dan cemas. Lansia yang mengalami depresi
maka akan menimbulkan berbagai macam akibat seperti penurunan kondisi fisik
dan kemampuan bersosialisasi, perubahan bentuk pemikiran, sensasi somatik,
berkurangnya aktivitas, serta kurang produktif dalam pengembangan pemikiran,
berbicara dan sosialisasi. Selain itu, kesehatan lansia tidak hanya keadaan
sejahtera baik fisik atau pun mental, tetapi juga sosial. Lansia cenderung menarik
diri dari lingkungannya, sehingga penurunan aktivitas sosial akan jarang
dilakukan. Gangguan kesehatan mental dan sosial ini biasanya akan diikuti oleh
penurunan konsep diri lansia.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian ini
dilakukan di Griya Lansia Kabupaten Lumajang, dimulai pada bulan September
2017 sampai Mei 2018. Informan dalam penelitian ini adalah 7 orang lansia yang
tinggal di Griya Lansia. Penentuan informan menggunakan teknik purposive
dengan pengambilan data dilakukan menggunakan panduan wawancara
mendalam. Pengumpulan data juga dilakukan dengan dokumentasi dan observasi.
Analisis data penelitian yang digunakan adalah thematic content analysis.
Kredibilitas data dilakukan dengan cara triangulasi sumber dan teknik, sedangkan
dependabilitas data dilakukan dengan dosen pembimbing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan yang tinggal di Griya Lansia
seluruhnya adalah perempuan yang mayoritas berusia >70 tahun tahun ke atas
yang beragama islam, memiliki status janda, sebagian besar tidak pernah
bersekolah, sebagian besar memilih tinggal di Griya Lansia atas keputusannya
sendiri, sebagian besar masih memliliki keluarga, dan sebagian besar tidak pernah
dikunjungi keluarganya. Berdasarkan hasil wawancara mendalam, informan
memiliki identitas diri positif, yaitu memiliki watak keras dan cengeng. Identitas
diri ini dibentuk dari pengalaman masing-masing yang dimilikinya. Gambaran diri
yang dimiliki sebagian besar bersifat positif. Hal ini ditunjukkan dengan sikapnya
terhadap perubahan kondisi tubuhnya, akan tetapi sebagian kecil gambaran diri
informan adalah negatif. Hal ini dikarenakan keadaan sakit informan di masa tua.
Harga diri positif juga dimiliki sebagian besar informan. Mereka merasa dicintai
oleh keluarga ataupun orang lain disekitarnya meskipun ada sebagian kecil yang
tidak memiliki keluarga.
Ideal diri positif yang dimiliki informan adalah berkumpul dengan keluarga
atau beribadah. Peran diri yang dimiliki informan ada yang positif dan negatif.
Peran positif yang ditunjukkan salah satunya dengan cara membantu temantemannya
di panti, sedangkan informan yang memiliki peran negatif cenderung
egois. Informan masih dalam keadaan sehat mental, dalam hal ini informan masih
dapat mengenali dan mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Sebagian besar
informan masih dalam keadaan sehat sosial, hal ini dikarenakan informan selalu
mengkuti kegiatan-kegiatan di panti maupun di luar panti seperti kegiatan mengaji
bersama komunitasnya, akan tetapi sebagian kecil informan cenderung menutup
dirinya dari lingkungan panti.
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti bagi pendamping atau perawat
dapat melakukan layanan konseling di Griya Lansia dan dapat membantu lansia
dalam mempertahankan aktivitas-aktivitas yang dilakukan lansia. Bagi instansi
terkait yaitu Dinas Sosial dan Griya Lansia dapat melakukan screening kesehatan
mental dan sosial kepada lansia yang dapat dilakukan oleh perawat atau
pendamping dan dapat menerapkan berbagai dispilin ilmu yang
berkesinambungan melalui pelatihan pendidikan bagi perawat atau pendamping. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian secara kualitatif mengenai peran
pendamping di panti untuk pembentukan konsep diri positif lansia. Selain itu
peneliti juga dapat melakukan penelitian secara kualitatif tentang komunikasi
interpersonal antar sesama lansia untuk mempertahankan kesehatan sosial. | en_US |