Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia Pada An. a Dan An. I Dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Di Ruang Bougenville Rsud Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018
Abstract
Bronkpneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibanding dengan penyakit AIDS, malaria dan campak. Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta Balita meninggal karena bronkopneumonia. Penyakit bronkopneumonia pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di ruang Bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang pada bulan Januari sampai dengan April 2018 tercatat 152 penderita bronkopneumonia di ruang bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang. Pada bayi dan anak-anak tidak mampu mengeluarkan sekret secara mandiri. Kondisi ini dapat menyebabkan semakin banyaknya lendir di bronkus/paru sehingga muncul masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Masalah bersihan jalan nafas ini jika tidak ditangani secara cepat maka bisa menimbulkan masalah yang lebih berat saperti pasien akan mengalami sesak. Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengekplorasi Asuhan keperawatan Bronkopneumonia pada An. A dan An. I dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas di Ruang Bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang tahun 2018. Desain yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu dengan metode laporan kasus, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan laporan kasus ini dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Partisipan terdiri dari dua klien yang memenuhi batasan kiteria partisipan. Dari hasil pengkajian didapatkan data pada kedua anak mengalami keluhan sesak dan batuk grok-grok dengan kurun waktu 2-3 hari, pada hasil pemeriksaan foto rontgen didapatkan gambaran bercak infiltrate pada paru-paru. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu dengan memantau kecepatan dan irama pernapasan, mengamati pergerakan dada, penggunaan otot bantu pernapasan, memantau pola pernapasan, melakukan auskultasi adanya suara napas tambahan, menganjurkan kepada ibu klien untuk memberikan minum air hangat dan memberikan terapi nebulizer serta melakukan teknik fisioterapi dada (clapping). Implementasi yang dilakukan pada kedua klien untuk perbaikan pernapasan yaitu dengan melakukan pengukuran tanda-tanda vital, mengamati pergerakan dinding dada, mengkaji keluhan batuk pada klien, memantau penggunaan otot bantu pernapasan, memantau pola pernapasan, menganjurkan kepada ibu klien untuk memberikan minum air hangat, melakukan auskultasi