Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia Pada An. S Dan An. D Dengan Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Di Ruang Bougenville Rsud Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018
Abstract
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, jumlah penderita Bronkopneumonia pada balita di Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat kedua di Indonesia sedangkan angka kematian balita di Jawa Timur akibat Bronkopneumonia menduduki peringkat ke-6 di Indonesia. Proses peradangan dari proses penyakit Bronkopneumonia mengakibatkan produksi sekret meningkat sampai menimbulkan manifestasi klinis yang ada sehingga muncul masalah keperawatan utama yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif. Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan keadaan dimana individu tidak mampu mengeluarkan sekret dari saluran nafas untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas.
Tujuan laporan kasus ini adalah mengeksplorasi Asuhan Keperawatan By. S dan By. D yang mengalami Bronkopneumonia dengan Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif di Ruang Bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018. Intervensi yang dilakukan yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, mengatur posisi dengan memberikan bantalan di bawah kepala, memberikan HE kepada keluarga supaya keluarga meningkatkan kebutuhan hidrasi klien, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi, evaluasi dan tetap monitoring tanda-tanda vital setiap 2 jam.
Hasil yang didapatkan pada hari ke-3 masalah bersihan jalan nafas tidak efektif pada kedua partisipan teratasi, ditandai dengan suara nafas yang bersih, tidak ada dispneu (mampu bernafas dengan mudah), menunjukkan jalan nafas yang paten (irama nafas reguler, frekuensi pernapasan normal 30-40 kali per menit, tidak ada suara nafas abnormal (ronchi)) dan tidak ada retraksi dinding dada.
Dari hasil di atas diharapkan kepada keluarga harus dapat menghindari faktor yang dapat menyebabkan kekambuhan pada bronkopneumonia pada anak dan jika di temukan anak pada bronkopneumonia ini terjadi sesak segara membawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Bagi perawat diharapkan perawat dalam menangani pasien anak dengan bronkopneumonia dapat melibatkan keluarga terutama pada pengaturan posisi, sehingga keluarga memahami bagaimana posisi yang tepat untuk pasien anak dengan bronkopneumonia. Bagi penulis selanjutnya diharapkan penulis selanjutnya tentang masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas ini terutama dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasinya, misal ASI yang diberikan melalui NGT sebaiknya segera diberikan dalam keadaan hangat.