Show simple item record

dc.contributor.advisorWAHYUNINGSIH, Sri
dc.contributor.authorNUGROHO, Ahmad Syahrul Adi
dc.date.accessioned2018-11-07T07:41:03Z
dc.date.available2018-11-07T07:41:03Z
dc.date.issued2018-11-07
dc.identifier.nimNIM152303101102
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87659
dc.description.abstractDiare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, perubahan yang terjadi biasanya berupa perubahan peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tampa lender darah lebih dari 3 kali dan pada neonatus lebih dari 4 kali. (Lia, 2013). Diare yang berlangsung beberapa saat tanpa penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan cairan tubuh mengakibatkan rejatan hipovolemik atau karena gangguan biokimia berupa asidosis metabolik lanjut. Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena masih sering timbul dalam bentuk kejadian luar biasa(KLB), dan disertai kematian yang tinggi terutama di bagian Indonesia Timur. Berdasarkan hasil Riskesdas diare merupakan penyebab kematian nomor empat pada semua umur dalam kelompok penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi post neonatal (Dinkes Jawa Timur, 2013) Studi kasus ini menggunakan metode kualitatif laporan kasus terhadap 2 pasien diare dengan kekurangan volume cairan. Studi kasus yang di lakukan dengan menggunakan metode wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi selama 3 hari. Dan di dapat hasil seberapa besar pengaruh manajemen cairan pada pasien dengan masalah keperawatan kekurangan volume cairan. Data penkajian pada klien By. A menunjukan frekuensi BAB sebanyak 4 kali sehari, di sertai lendir, mukosa bibir kering, dank lien tidak mau minum. Sedangkan klien By. S menunjukan frekuesi BAB 6 kali sehari, diare cair, dan kesadaran menurun. Dari hasil penkajian di dapatkan diagnosa keperawatan kedua klien klien yaitu kekurangan volume cairan. Kekurangan volume cairan yang tidak di tanani segera dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Rencana Penannganan yang dapat di lakukan pada kedua klien yaitu dengan melalukan manajemen cairan berupa pemantauan intake dan output, pemantauan cairan elektrolit dan asam basah, dari rencana keperawatan tersebut dapat di lakukan tindakan keperawatan berupa pemantauan output seperti pemantauan frekuensi, konsistensi dan jumlah BAB, frekuensi muntah, suhu tubuh, dan pengeluaran urin, dan untuk intake dapat berupa seberapa banyak asupan makanan yang masuk, cairan infus dan cairan obat injeksi. Pada kedua klien setelah di lakukan tindakan keperawatan di dapat hasil keduanya mengalami perkembangan yang baik, dimana keduanya mengalami peningktan berat badan dan untuk klien By. A maslah dapat di atasi selama 3 hari dan untuk By. S masih harus melanjutkan intervensi yang ada. Selain tindakan keperawatan, healt edukasi juga di perlukan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua sehingga ketika terjadi diare oreng tua dapat memberikan pertolongan pertama untuk mencegah terjadinya kekurangan volume cairanen_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries152303101102;
dc.subjectKeperawatan Bayi Diareen_US
dc.subjectKekurangan Volume Cairanen_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Bayi Diare Pada By. a Dan By. S Dengan Masalah Keperawatan Kekurangan Volume Cairan Di Ruang Bougenville Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018en_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record