dc.description.abstract | Sekitar 36% asfiksia menjadi penyebab kematian bayi baru lahir (0-6 hari), 4,3% bayi yang mengalami masalah pada sistem pernafasan akan mengalami takipnea. Pada neonatus prematur dengan post asfiksia biasanya mengalami beberapa tanda gejala diantaranya yaitu tidak adanya usaha untuk bernafas, adanya retraksi dinding dada, irama nafas ireguler, suara napas menurun dan takipnea. Sehingga menimbulkan masalah keperawatan ketidakefektifan pola nafas. Tujuan penulisan ini untuk mengeksplorasi masalah keperawatan tersebut pada klien post asfiksia.
Penulisan laporan tugas akhir ini menggunakan desain laporan kasus yang menggunakan pengumpulan data dengan wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi terhadap klien post asfiksia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan pola nafas
Laporan kasus asuhan keperawatan post asfiksia dengan masalah keperawatan ketidakefektifan pola nafas di RSUD dr.Haryoto Lumajang terdiri dari 5 komponen yaitu pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Hasil pengkajian didapatkan 3 batasan karakteristik yaitu takipnea, perubahan kedalaman pernafasan, dan penggunaan otot bantu pernafasan. Hasil intervensi dan implementasi yang dilakukan ada 3 diantaranya monitor pernafasan, pengaturan suhu, dan intervensi tambahan berupa modifikasi intervensi. Hasil evaluasi keperawatan yang dilakukan selama 3 hari perawata tercapai semua kriteria hasil yaitu klien nilai respirator ratenya 40−60 kali per menit, irama nafas reguler, tidak ada penurunan suara nafas, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada sianosis , tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan Saran bagi penulis selanjutnya perawatan pada klien post asfiksia dengan masalah keperawatan ketidakefektifa pola nafas membutuhkan minimal 3 hari perawatan untuk mencapai terpenuhinya keseluruhan dari kriteria yang direncanakan. | en_US |