dc.description.abstract | Mitos dalam upacara kelahiran bayi adalah sebuah narasi cerita tentang Niken Satingkep. Ceritanya bersifat unik karena dari cerita Niken Satingep tersebut masyarakat belajar tentang menjaga keselamatan anak. Cerita tersebut masih dipercaya dan dihormati sampai saat ini. Sebagai bentuk penghormatan tersebut dilakukan dengan melaksanakan Upacara Kelahiran Bayi, dengan melaksanakan upacara tersebut selain menjaga keselamatan juga dipercaya bayi akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Masyarakat Jawa Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar di jaman yang modern seperti sekarang ini masih percaya dengan mitos-mitos tersebut yang merupakan warisan dari leluhur. Setiap daerah mempunyai budaya dan adat yang berbeda seperti pada rangkaian upacara maupun sesajian yang digunakan. Di Desa Satriyan Kecamatan Kanigoro Blitar dalam upacara kelahiran bayi tidak memakai ayam atau ingkung, tetapi di Kecamatan Udanawu menggunakan ayam atau ingkung. Mitos dalam upacara kelahiran bayi terdapat nilai budaya, yaitu; nilai religiuitas, nilai kepribadian dan nilai sosial. Salah satu contoh dari nilai religiusitas tercermin pada saat upacara dilakukan dengan mengadakan doa bersama, dan terdapat sesajian seperti tumpeng yang berbentuk kerucut ke atas yang melambangkan hubungan atau keteringatan kepada yang paling atas atau Yang Maha Kuasa. Fungsi mitos dalam upacara kelahiran bayi terdiri dari pelestarian tradisi, penyampaian pesan atau ajaran secara simbolik, pengembangan budaya kreatif. Salah satunya pada saat menaiki anak tangga pada upacara tedhak siten. Anak tangga terbuat dari batang tebu Arjuna, tebu yang mempunyai maksud anteping kalbu(teguhnya hati). Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan pada penelitian ini adalah wujud mitos dalam upacara kelahiran bayi masyarakat Jawa Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar, nilai budaya dalam upacara kelahiran bayi masyarakat Jawa Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar, fungsi mitos upacara kelahiran bayi masyarakat Jawa Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar, pemanfaatan mitos dalam upacara kelahiran bayi masyarakat Jawa Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar sebagai alternatif materi pembelajaran memahami cerita rakyat di SMA.
Rancangan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif etnografi. Data yang digunakan adalah hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai mitos dalam upacara kelahiran bayi. Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang mempunyai pengetahuan luas tentang mitos dalam upacara kelahiran bayi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan ada tiga proses, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian ada tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian.
Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini adalah mitos dalam upacara kelahiran bayi berupa cerita tentang Niken Satingkep yang menginginkan anak yang sehat dan ritual dalam upacara kelahiran. Jika ada seorang bayi lahir maka orang tuanya melakukan beberapa upacara dengan mengadakan doa bersama untuk menyambutnya, karena perkembangan jaman upacara kelahiran tersebut sudah sedikit mengalami perubahan seperti sesajian maupun ritualnya. Nilai budaya yang terkandung dalam mitos upacara kelahiran bayi masyarakat Jawa Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu Kabupaten yakni (1) nilai religiusitas seperti keteringatan manusia terhadap Tuhan, ketaatan manusia terhadap Tuhan, kekuasaan Tuhan dan percaya kepada yang gaib yang ditunjukkan oleh masyarakat dengan selalu berdoa disetiap kegiatan; (2) nilai kepribadian seperti keikhlasan, ketaatan, ketekunan dan kewaspadaan masyarakat ditunjukkan saat masyarakat dengan ikhlas menyiapkan berbagai macam sesaji; (3) nilai sosial seperti gotong-royong, saling membantu, tanggung jawab, saling memberi dan tenggang rasa dalam hal membantu proses pelaksanaan upacara kelahiran bayi. Fungsi dalam upacara kelahiran bayi terdiri dari pelestarian tradisi, Penyampaian pesan atau ajaran simbolik, pengembangan budaya kreatif. Salah satu contoh fungsi sebagai penyampaian pesan atau ajaran simbolik adalah adanya anak tangga yang terbuat dari tebu Arjuna yang mempunyai arti anteping kalbu atau teguhnya hati yang dimaksudkan agar nantinya dalam menjalani hidup mempunyai hati yang teguh dan selalu berbuat kebaikan. Mitos dalam upacara kelahiran bayi dapat digunakan sebagai alternatif materi pembelajaran memahami cerita rakyat di SMA. Cerita Niken Satingkep nantinya dapat digunakan oleh Guru sebagai sumber cerita rakyat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. | en_US |